Mahasiswa Bilang Jokowi Fasis, Why?

| 28 Oct 2019 15:43
Mahasiswa Bilang Jokowi Fasis, <i>Why</i>?
Demo Mahasiswa (Gabriella Thesa/era.id)
Jakarta, era.id - Teriakan 'Jokowi fasis' dikumandangkan oleh puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Bergerak (AMPERA) di seputaran budaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (28/10/2019).

Spanduk bertuliskan 'Galang Persatuan Pemuda Bersama Rakyat Lawan Segala Kebijakan Fasis Jokowi-MA', 'Tarik Militer dari Tanah Papua', 'Padamkan Api Selamatkan Korban Asap', dan 'Hentikan Monopoli Tanah' dibentangkan oleh mahasiswa yang mengaku dari lintas kampus ini.

Aksi massa ini sengaja digelar bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda untuk mengajak seluruh pemuda dan mahasiswa menggalang persatuan bersama rakyat khususnya buruh dan tani.

Orator aksi dari Ampera, Bayu Sangkala memberikan alasannya menyebut Jokowi sebagai pemimpin yang fasis. Salah satunya karena rezim Jokowi masih melakukan pengisapan darah dan penindasan bagi rakyat.

"Bahwa rezim Jokowi, merupakan rezim pengabdi setia imperialisme. Kemudian yang terjadi di Indonesia, berbagai skema pengisapan darah rakyat," ucap Bayu.

Selain itu, Bayu menyinggung kasus asap yang tidak tuntas diselesaikan di era Jokowi. Ia menilai, Jokowi belum berani menindak perusahaan yang menyebabkan asap pekat di Sumatra dan Kalimantan.

"Kebakaran yang disebabkan oleh perusahaan sawit berskala besar, namun HGU dari koorporasi besar sawit belum dicabut. 919.000 terdampak ISPA adalah gambaran kejam ketidakseriusan pemerintah atas asap. Karhutla adalah bentuk nyata dari kerakusan korporasi besar yang mengorientasikan monopoli tanah untuk ekspor komoditas," ungkap dia.

Selain itu, kata Bayu, alasan lainnya ia menyebut Jokowi fasis karena tidak ada penanganan serius terhadap kasus kekerasan di Papua, khususnya di Wamena. Ia menyebut hingga kini kasus tersebut belum menemui kejelasan.

"Kondisi kekerasan yang terjadi di Wamena hingga saat ini belum menemui kejelasan dihadapan publik, arus telekomunikasi yang dicabut di tanah Papua merupakan bentuk anti demokrasi terhadap rakyat Papua," kata Bayu.

Seperti diketahui, sejumlah mahasiswa dari beberapa universitas dan elemen masyarakat kembali menggelar aksi massa bertajuk 'Indonesia Memanggil' untuk menyuarakan sejumlah tuntutan seperti segera diterbitkannya Perppu untuk mencabut revisi UU KPK dan pertanggungjawaban aparat kepolisian terhadap korban meninggal saat aksi masa pada tanggal 23 September-30 September 2019.

Ruas Jalan Medan Merdeka Barat hingga Jalan mulai dari Bundaran Pantung Kuda Arjuna Wiwaha hingga perempatan Harmoni ditutup untuk mengatisipasi aksi demo yang akan digelar oleh sejumlah mahasiswa dan elemen masyarakat hari ini, Senin (28/10/2019).

Dari pantauan era.id, sejumlah kendaraan taktis sudah disiagakan di depan Gedung Kementerian Pariwisata seperti 4 unit mobil meriam air (water cannon), 2 unit baraccuda, dan 2 unit mobil pengurai massa (Raisa).

Tags : demo
Rekomendasi