Kayla Mueller di Balik Kematian Baghdadi

| 29 Oct 2019 19:09
Kayla Mueller di Balik Kematian Baghdadi
Kayla Mueller (Twitter/HananyaNaftali)
Jakarta, era.id - Nama Kayla Mueller turut menjadi perbincangan bersamaan dengan kabar tewasnya Pimpinan ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. Pekerja kemanusiaan itu tewas di tangan ISIS saat dirinya berada di Suriah. Namanya lantas dijadikan operasi khusus pasukan Amerika Serikat (AS) dalam menyerang pemimpin ISIS pada Sabtu (26/10).

Nama Kayla Mueller dijadikan nama operasi khusus karena ia merupakan salah satu dari warga AS yang tewas ketika disekap oleh kelompok ekstremis itu. Presiden Donald Trump dalam konferensi persnya pada Minggu (27/10), menuturkan Mueller sebagai gadis muda cantik yang berusaha membantu orang lain.  Selain Kayla Mueller, Trump juga menyebut pembunuhan James Foley, Steven Sotloff, hingga Peter Kassig yang dilakukan secara keji.

Gedung Putih mengumumkan bahwa operasi yang dilakukan Pasukan Delta Amerika Serikat menggunakan nama Kayla Mueller untuk menghormatinya. Orang tua Kayla Mueller mengaku berterima kasih dengan kabar kematian pemimpin ISIS itu. "Kami sangat tersentuh. Kami berterima kasih mereka tak mengacau dan melakukannya dengan baik," ujar ibu Kayla Mueller, Marsha Mueller kepada CNN.

Kayla Jean Mueller atau dikenal sebagai Kayla Mueller dikenal sebagai seorang aktivis hak asasi manusia dan pekerja bantuan kemanusiaan Amerika asal Prescott, Arizona. Ia melakukan perjalanan ke perbatasan Suriah-Turki pada Desember 2012 untuk mengunjungi rumah sakit setempat yang dioperasikan oleh Médecines Sans Frontières, sebuah kelompok bantuan internasional. 

 

Di sana, ia bekerja dengan kelompok-kelompok kemanusiaan termasuk Danish Refugee Council dan organisasi kemanusiaan Support to Life. Namun pada tahun 2013, saat melakukan perjalanan kembali ke Turki, mobil Mueller dan pria Suriah yang diyakini sebagai pasangannya disergap. Keduanya kemudian diculik oleh ISIS. Nasib buruk menimpa Mueller ketika pasangannya akhirnya dibebaskan.

Selama menjadi tawanan, Mueller diketahui menerima perlakuan yang keji dari kelompok ekstremis itu. Ia ditahan di penjara pribadi Baghdadi dan berkali-kali diperkosa oleh pemimpin ISIS itu. Kematiannya dikonfirmasi oleh ISIS pada awal 2015 tetapi tubuhnya sampai saat ini belum ditemukan.

Ayahnya, Carl Mueller mengatakan Arizona pada Minggu (27/10) bahwa anaknya telah diculik oleh pemimpin ISIS. "Ia ditahan di penjara. Ia ditahan di sel isolasi. Ia disiksa. Ia diintimidasi. Dan Ia diperkosa oleh Baghdadi sendiri."

Baca Juga: Akhir Perjalanan The Ghost Abu Bakr al Baghdadi

Kelompok teroris itu mengungkapkan bahwa Mueller telah tewas dalam serangan udara Yordania kepada kelompok ISIS saat di Raqqa, sebuah kota di Suriah yang terletak di tepi timur laut Sungai Eufrat. Baik pemerintah Yordania maupun Gedung Putih mengatakan klaim tersebut tidaklah mendasar. Saat diumumkan tewas, aktivis itu berusia 26 tahun.

Melansir ABC News, Muller diketahui sebagai seorang Kristen yang pantang menyerah dan taat mempertahankan imannya selama menjadi tawanan. Empat mantan sandera ISIS yang berbagi sel dengan gadis itu mengaku bahwa keberanian Muller telah menginspirasi mereka.

Dalam sebuah surat tertanggal 2014, yang ditulis Mueller selama 18 bulan penahanannya dirilis oleh keluarga Mueller. Meski tak mendetail, namun dalam surat itu disebutkan bahwa Mueller menulis "Ketahuilah bahwa saya berada di lokasi yang aman. Sama sekali tidak terluka. Aku telah ditunjukkan dalam kegelapan, terang, dan telah belajar bahkan di penjara. Seseorang bisa bebas."

"Memikirkan rasa sakitmu adalah sumberku sendiri, dan secara bersamaan harapan akan reuni kita adalah sumber kekuatanku," tulis Mueller.

Pada akhir 2015, Northern Arizona University tempat Mueller memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu politik, memberikan penghargaan Social and Behavioral Sciences Hall of Fame. Sementara itu, Charlotte Alter dari Time Magazine memuji Mueller sebagai panutan milenial. "Mueller mewakili kualitas terbaik dari generasi milenial: Idealis kita, optimisme kita, dan cinta kita terhadap keluarga kita".

Rekomendasi