Nasib Bocah-Bocah Penyintas Serangan Kartel Narkoba Meksiko

| 08 Nov 2019 12:27
Nasib Bocah-Bocah Penyintas Serangan Kartel Narkoba Meksiko
Ilustrasi (pixabay)
Jakarta, era.id - 7 November 2019 mungkin menjadi hari terburuk bagi seorang bocah 13 tahun di Meksiko. Sebab, perjalanan yang dilakukan bersama keluarganya berakhir dengan tragis akibat serangan membabi-buta oleh kartel narkoba di negeri Sombrero.

Keluarga LeBaron adalah anggota dari masyarakat komunitas Mormon. Komunitas ini memisahkan diri dan mulai menetap di Meksiko. Keluarga itu berencana untuk mengunjungi kerabat mereka di negara bagian Chihuahua dan ke Phoenix di Arizona. 

Ada 17 orang yang berencana melakukan perjalanan itu. Tiga di antaranya adalah para ibu, dan 14 lainnya adalah anak-anak mereka yang terbagi dalam tiga mobil mini van. Para ibu ini diketahui melakukan perjalanan beriringan demi alasan keamanan mereka.

Perjalanan awalnya menjadi momen yang membahagiakan untuk para ibu dan anak-anaknya. Namun tak lama riak kebahagian itu berubah menjadi teriakan dan tangisan. Iring-iringan mobil itu disergap oleh gerombolan pria bersenjata dari geng kartel narkoba setempat di Bavispe.

 

Rentetan tembakan secara membabi-buta diluncurkan kepada tiga mobil itu. Mereka menjadi umpan untuk menarik kartel rival ke dalam aksi baku tembak. "Kami secara sengaja dijadikan sasaran, dan digunakan sebagai umpan untuk menarik satu kartel agar berhadapan dengan kartel lain," ujar sepupu salah satu korban, Lafe Langford, dikutip dari Reuters. Sembilan orang dalam iring-iriangan ini tewas seketika. 

Semua kejadian mengerikan ini disaksikan oleh Devin Langford. Bocah berusia 13 tahun yang menjadi salah satu korban selamat. Ibunya Dwana Langford dan dua saudaranya tewas dalam serangan itu. Selain itu, Rhonita Maria Miller (30) bersama keempat anaknya, si kembar Titus dan Tiana (8 bulan), Howard Jr (12), serta Krystal (10) tewas. Kemudian Christina Langford Johnson (31) terbunuh. Tetapi bayinya yang berusia tujuh bulan, Faith, selamat setelah ditemukan di lantai mobil, demikian dilansir BBC, Jumat (8/11/2019).

Tak seperti bocah pada umumnya yang mungkin akan menjerit dan menangis dalam keadaan seperti itu. Devin justru memiliki keberanian untuk turun dan menyelamatkan enam orang adiknya untuk bersembunyi di balik semak-semak. Tak ada waktu untuk menangis, Devin berpikir bagaimana ia dan saudara-saudara yang selamat tetap hidup dari serangan itu. 

Melihat keadaan yang berangsur-angsur hening. Bocah ini memutuskan untuk mencari pertolongan bagi saudara-saudaranya. Peristiwa tragis itu rasanya terlalu berat untuk diemban oleh seorang bocah. Bahkan orang dewasa belum tentu bisa mengatasinya. 

Dengan perasaan yang berkecamuk, ia dengan tangguh berjalan sejauh 23 Km selama enam jam lamanya. Devin akhirnya sampai ke sebuah permukiman di dekat La Mora. Ia langsung menceritakan apa yang baru saja dialaminya. 

Di tempat kejadian, mereka yang selamat menunggu Devin kembali. Selama beberapa jam lebih mereka menunggu, tak ada tanda-tanda kedatangan sang kakak. Adik Devin, McKenzie yang berusia 9 tahun akhirnya memutuskan untuk mencari kakaknya dan meninggalkan lima orang adiknya di semak-semak. 

Ia berjalan selama empat jam di kegelapan malam mencari Devin. Ia kemudian ditemukan oleh regu penyelamat. Lima orang adiknya kemudian dievakuasi. Mereka para penyintas atas tragedi ini kemudian langsung mendapat pertolongan medis dan dibawa dengan helikopter ke kota Phoenix di Amerika Serikat. 

 

Baca Juga: Melihat Kekuasaan El Chapo: Lord of Mexican Drug

Informasi yang dibawa Devin dengan cepat sampai ke komunitas Mormon. Mereka langsung mempersenjatai diri dan bersiap menuju lokasi serangan. Namun niat itu diurungkan, mereka memutuskan untuk menunggu bala bantuan karena sadar mereka bisa menjadi korban selanjutnya mengingat adanya aksi penembakan yang tak terputus selama berjam-jam di seluruh perbukitan dekat La Mora. 

Sebagai informasi, komunitas Mormon ada sebelum pertengahan Abad ke 20 sesudah Gereja Yesus Kristus dan Orang-Orang Suci Zaman Akhir di AS mulai memerangi praktik poligami. Dan anggotanya di Meksiko dikenal dengan vokal melawan kekerasan yang dilakukan oleh geng narkoba setempat. Media setempat menyatakan iring-iringan mobil sering dikelirukan sebagai geng saingan. Namun komunitas LeBaron pernah jadi sejumlah sasaran kartel di masa lalu.

Negara Bagian Sonora di Meksiko utara diperebutkan oleh dua geng kartel yakni La Linea yang terhubung ke kartel Juárez dan Los Chapos yang merupakan bagian dari kartel tertua Sinaloa. 

Meksiko sendiri merupakan tempatnya kelompok-kelompok kartel narkoba. Aksi koboi seperti penyiksaan, penembakan, pemenggalan, bahkan eksekusi massal yang mayatnya dibuang di tempat umum menjadi bukti kerasnya perang para kartel narkoba ini. Bulan lalu, salah satu anak dari Lord of Mexican Drug alias El Chapo telah mengacaukan kota Meksiko lewat serangan yang dilakukan oleh anggota kartelnya. 

Serangan ini merupakan buntut penangkapan Ovidio oleh kepolisian di Kota Culiacan, barat Meksiko, karena diduga terlibat praktik penyelundupan narkoba. Melihat keamanan warga sipil yang terancam, pemerintah akhirnya membebaskan Ovidio. 

 

Rekomendasi