Abu Vulkanik Gunung Merapi Berpotensi Mengganggu Penerbangan

| 10 Nov 2019 11:29
Abu Vulkanik Gunung Merapi Berpotensi Mengganggu Penerbangan
Gunung Merapi meletus. (Dok PVMBG/Istimewa)
Jakarta, era.id - Gunung Merapi di Yogyakarta, Jawa Tengah, kembali mengalami letusan, Sabtu (9/11/2019) pukul 06.21 WIB. Saat ini, radius 3 kilometer dari kawah Gunung Merapi disterilkan dari aktivitas masyarakat. Selain itu, abu vulkanik Merapi berpotensi menimbulkan gangguan penerbangan dengan kode Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) warna oranye.

Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, Gunung Merapi terus mengalami peningkatan aktivitas pascaletusan 14 Oktober 2019 lalu. Pada 25 Oktober 2019, terjadi kenaikan jumlah gempa vulkano-tektonik dalam mencapai 12 kali. Peningkatan ini diikuti dengan kenaikan gempa dangkal pada tanggal 26-28 Oktober.

Pada tanggal 28 Oktober jumlah gempa vulkano-tektonik dangkal mencapai 5 kali dan multi-phase (MP) mencapai 27 kali. Setelah itu kegempaan menurun kembali. Berdasarkan foto drone tanggal 30 Oktober 2019 di pusat kubah lava teramati material baru berupa sumbat lava yang terangkat yang diduga terkait dengan peningkatan aktivitas pada 25-28 Oktober 2019.

Gunung Merapi meletus. (Dok PVMBG/Istimewa)

"Aktivitas kegempaan kembali meningkat pada tanggal 8 November 2019," kata Hanik Humaida, melalui keterangan resminya, Minggu (11/9/2019).

Kemudian pada pukul 06.21 WIB pagi ini, terjadi letusan yang tercatat seismogram dengan amplitudo 65 mm dan durasi 160 detik. Letusan juga menimbulkan awan panas yang meluncur dengan jarak sekitar 2 km ke arah Kampung Gendol. Sementara kolom asap letusan setinggi ±1500 meter dari puncak.

"Untuk mengantisipasi gangguan abu vulkanik terhadap penerbangan maka VONA diterbitkan dengan kode warna oranye," katanya.

Hujan abu dilaporkan terjadi di sekitar Gunung Merapi dengan arah dominan ke sektor Barat sejauh 15 km dari puncak. Wilayah yang terdampak hujan abu tipis meliputi Wonolelo, Sawangan, Kabupaten Magelang dan Tlogolele, Selo, Kabupaten Boyolali.

Ancaman bahaya dari kejadian letusan semacam ini berupa awan panas letusan yang bersumber dari material kubah lava dan lontaran material vulkanik dengan jangkauan sekitar 3 km berdasarkan volume kubah yang sebesar 416.000 m3 berdasarkan data drone 30 Oktober 2019.

Hanik Humaida mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

 

Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi, masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz, laman www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang berkantor pusat di Bandung menerbitkan sejumlah rekomendasi terkait letusan Merapi. "Kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana," kata Kepala PVMBG, Kasbani.

Rekomendasi lainnya, radius 3 km dari puncak agar dikosongkan dari aktivitas penduduk, serta masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dimohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.

Tags : erupsi gunung
Rekomendasi