Adapun pengembangan kilang Cilacap sedianya akan dikerjakan Pertamina dan Saudi Aramco. Namun, kepastian skema kerja sama yang akan dijalankan masih belum diputuskan karena terganjal valuasi atau perhitungan aset.
"(Saudi) Aramco kami lagi evaluasi (valuasi aset) selisih masih ada 1,5 miliar dolar AS. kami liat bagaimana," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Senin (11/11/2019).
Kata Luhut apabila kedepan valuasi aset yang dilakukan oleh tim independen tidak disepakati juga oleh Saudi Aramco, pemerintah memliki jalan lain. Tapi dia tidak menegaskan jalan itu akan meninggalkan Aramco atau tidak.
"Kalau betul tetap segitu tentu kami liat pilihan lain," kata dia.
Baca Juga: Lawan Diabetes dengan Olahraga 150 Menit
PT Pertamina (Persero) sebelumnya masih optimistis valuasi aset kilang Cilacap akan selesai pada Desember nanti. Penghitungan ini yang bakal menjadi titik awal untuk menjalankan proyek ini bersama mitra mereka, Saudi Aramco.
Adapun Joint Venture Development Agreement (JVDA) antara Pertamina dengan Saudi Aramco memang terus molor dari target. Sebelumnya, JVDA ditargetkan selesai pada akhir Juni 2019, tapi diperpanjang hingga September 2019.
Lalu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebut kesepakatkan ini diperpanjang hingga Oktober 2019 tapi sampai saat ini belum juga rampung. Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu menyebut memberikan waktu pada Pertamina dan Aramco untuk menyelesaikan valuasi aset kilang hingga Desember 2019.
Saudi Aramco sudah lama mengincar proyek RDMP Kilang Cilacap. Kerja sama keduanya sudah dibicarakan sejak 2015. Perusahaan tersebut tertarik untuk menginvestasikan dana USD 6 miliar di kilang ini.
Pemerintah pun sudah memberikan insentif pajak seperti pembebasan bea masuk, pembebasan lahan, hingga Joint Venture Agreement. Tapi hingga kini, konstruksinya belum juga dimulai.
RDMP Cilacap ditargetkan selesai pada 2022. Modifikasi ini akan menambah kapasitas kilang Cilacap dari saat ini 348 ribu barel per hari (bph) menjadi 400 ribu bph. Bukan hanya itu, kompleksitasnya akan ditingkatkan, jadi jauh lebih modern. Nelson Complexity Index yang sekarang 4 bakal menjadi 9,4. Dengan kenaikan kapasitas dan kompleksitas, produksi kilang Cilacap akan bertambah 80 ribu bph, produksi solar meningkat 60 ribu bph, dan avtur bertambah 40 ribu bph.