PPP, Verifikasi Faktual dan Curi Suara
PPP, Verifikasi Faktual dan Curi Suara

PPP, Verifikasi Faktual dan Curi Suara

By bagus santosa | 24 Jan 2018 22:30
Jakarta, era.id - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar rapat koordinasi nasional (rakornas) di Hotel Millenium, Tanah Abang, Rabu (24/1/2018). Rakornas yang dihadiri 34 DPW ini dibuka langsung oleh Sekretaris Jenderal PPP, Arsul Sani.

Dalam pidatonya, Arsul mengatakan, salah satu bahasan dalam rakornas ini adalah verifikasi faktual. Verifikasi faktual, dikatakan Arsul merupakan sebuah hal yang harus diinformasikan kepada seluruh pengurus partai di nusantara, agar dapat dipahami bersama. Lagipula, dalam praktiknya, verifikasi faktual jadi kegiatan yang menuntut keterlibatan seluruh pengurus partai di tanah air.

"Artinya, apa problem yang mereka masih hadapi, terutama di daerah yang memang merupakan provinsi kepulauan, infrastrukturnya jelek. Misalnya kayak verifikasi faktual, itu samplingnya kan 5 persen, tapi kan untuk menghadirkan 5 persen orang di Papua bukan kerja gampang. Nah kita ingin mendengarkan kesiapan disana," kata Arsul di lokasi, Rabu (24/1/2018).

Berbagai hal pun telah dipersiapkan oleh PPP. Antara lain, mempersiapkan seluruh elemen pengurus DPP, DPW, hingga DPC, termasuk mempersiapkan perwakilan 30 persen perempuan dan sampling 5 persen sebagai syarat yang harus dicantumkan dari setiap perwakilan cabang PPP.

"Jadi pada prinsipnya, dengan diadakan rakornas ini, Insya Allah PPP sudah siap 100 persen untuk melakukan verifikasi faktual," kata Arsul.

Sejatinya, PPP telah dinyatakan lolos verifikasi administrasi. Namun, bukan tanpa ganjalan. PPP bisa saja gagal, jika pengurus partai di daerah tak terkoordinasi dengan baik. 

Terkait konsolidasi ulang kader partai pascadualisme kepengurusan, Arsul menyatakan membuka pintu bagi seluruh kader yang sempat berseberangan di masa yang lalu.

Dalam kesempatan itu, Arsul turut menyindir Partai Hanura yang pecah menjelang tahun politik. "Insya Allah bisa (bergabung kembali), nanti setelah verifikasi selesai. Kepengurusan rapat daerah termasuk DPP, kita akan restrukturisasi lah, tapi nggak pakai ribut kayak Hanura," sindir Arsul.

Ancang-ancang menuju 2019

Di rakornas itu, PPP juga mendeklarasikan dukungan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Keputusan itu, diyakini PPP sebagai pilihan yang tepat karena didasari oleh analisis politik Colt Tail Effect, yakni dengan melihat perolehan suara partai yang berbanding lurus dengan popularitas Jokowi sebagai calon yang diusung.

Ketua Umum PPP, Romahurmuziy (Romi) menjelaskan, selain memastikan kembali dukungan terhadap Jokowi, persiapan lain yang dilakukan PPP adalah dengan memperkuat basis kepartaian.

Partainya, dikatakan Romi telah menggelar sejumlah survei internal. Data hasil survei digunakan sebagai cambuk agar kader partai bekerja lebih keras lagi.

PPP juga akan fokus menjaring dukungan dari para pemilih yang belum memutuskan. Selain itu, PPP akan menyusun strategi untuk mengambil suara pemilih berusia di bawah 40 tahun.

"Caranya dengan melakukan outsourching, menempatkan calon anggota legislatif dari kaum profesional, maupun aktivis sosial, untuk diusung PPP," kata Romi.

Selain itu PPP juga membentuk cyber warrior yang dikhususkan untuk menghadapi kontestasi politik, baik itu pilkada, pileg, maupun pilpres.

"Mereka mendapat bekal seperti rambu-rambu terkait UU ITE, kemudian pengetahuan politik, dan jumlahnya ada sekitar 257 orang," tambahnya.

Tags : pilkada 2018
Rekomendasi
Tutup