Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil juga bilang soal insiden ledakan pipa Pertamina di lokasi proyek yang ada di Cimahi pada 22 Oktober lalu, Emil menuturkan bahwa peristiwa tersebut tidak mempengaruhi proses pengerjaan proyek oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).
“Itu sudah ditindaklanjuti. Ada salah prosedur dari KCIC tidak melakukan permohonan pendampingan dari Pertamina. Pertamina kan punya SOP, (misalnya) kalau menggali ada jarak sekian meter dari pipa. Ini tidak didampingi saat pelaksanaan,” kata Ridwan Kamil, melalui keterangan resminya di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jl. MH Thamrin No. 8, Jakarta, Selasa (12/11/2019).
Baca Juga: Setelah al-Baghdadi, AS Incar Komando Ketiga ISIS
“Untungnya Pertamina sudah membuat pipa pararel, sehingga suplai minyak dan BBM tidak ada masalah. Dan saya kira itu (insiden ledakan pipa) tidak menghambat (proses pengerjaan proyek), karena pipanya sudah dimatikan,” tambahnya.
Ridwan Kamil juga mengimbau PT KCIC agar selalu melakukan aktivitas pengerjaan proyek khususnya di kawasan Pertamina dengan supervisi dari PT Pertamina.
Selain mengulas insiden ledakan pipa Pertamina, ia juga mengatakan, kereta cepat Jakarta-Bandung akan beroperasi pada 2021. Hingga awal November 2019, progres pembangunan proyek kereta dengan jarak tempuh 142,3 km ini sudah mencapai 36,01 persen.
Menurutnya, posisi pembebasan lahan sudah mencapai 99,06 persen, konstruksinya sudah 30-an persen. “Jadi, jadwal masih ditetapkan 2021 beroperasi,” kata mantan Wali Kota Bandung tersebut.
Mengenai kendala, menurutnya ada di pembebasan lahan. Meski begitu, kendala terkait administrasi di pengadilan dan negosiasi besaran ganti rugi itu tersisa kurang dari satu persen.
Selain itu, ia juga menjelaskan keringanan pajak untuk para investor dan keringanan sewa lahan negara. Gubernur provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia ini berujar bahwa keringanan pajak diberikan melalui insentif Tax Holiday dan pembebasan PPN.
“Bapak Luhut (Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI) tadi memberikan arahan semua kemudahan akan diberikan, karena ini masuk Proyek Strategis Nasional dan teknologinya dihitung sebagai pionir,” ucapnya.
Sebelumnya pada 22 Oktober lalu terjadi ledakan pipa Pertamina di Cimahi. Pipa yang meledak kala itu adalah pipa lama milik Pertamina yang difungsikan untuk menyuplai minyak dari Ujungberung ke Depo Padalarang. Pipa tersebut melewati Bandung dan Cimahi, sementara kecelakaan terjadi di titik di Melong, Cijerah.