Pasalnya pelaku bom bunuh diri yang mati seorang diri itu menyamar sebagai pemohon SKCK dan mengenakan atribut ojol. Sehingga tak salah jika polisi makin memperketat pemeriksaan kepada mereka.
Situasi di Markar Polda Metro Jaya, Jakarta, di pintu masuk yang menjadi akses utama bagi para pengendara roda dua maupun empat, belasan personel Brimob telah berjagadan memeriksa dengan teliti barang bawaan para pengendara termasuk isi tas, jaket, dan jok sepeda motor. Akibatnya terjadi antrean panjang masuk menuju kawasan yang biasa juga disebut 'Komdak' ini.
Hal serupa juga diterapkan di pintu masuk yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Sekitar tiga petugas brimob bersenjata secara bergantian memeriksa barang bawaan warga termasuk pengemudi ojol dan kurir yang membawa barang dan paket.
Salah seorang pemohon SKCK, Widodo mengatakan bahwa dengan ketatnya penjagaan di Polda Metro Jaya cukup bikin ribet. Tapi ia memaklumi dampak dari aksi teroris di Medan kemarin.
"Tidak malasah, selama untuk keselamatan kita bersama ya memang harus seperti itu kan," katanya di Polda Metro Jaya, Kamis (14/11/2019).
Baca Juga: Puan: Ada Bom, Masyarakat Jangan Takut Bikin SKCK
Peningkatan pengamanan juga dilakukan di Polres Metro Jakarta Barat. Meski terbilang rumit untuk masuk ke lokasi, antusias masyarakat tetap tinggi untuk mengurus SKCK. Sebab, para pemohon rela susah payah mendapatkan surat itu lantaran menjadi salah satu syarat untuk pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS). Bahkan, dengan antusias yang tinggi para pemohon rela anter di luar ruangan atau tepatnya ditenda polisi.
Salah seorang pemohon, Rahmat, mengatakan tak mempermasalahkan peningkatan pengamana di Polres Merto Jakarta Barat. Dengan catatan, proses pembuatan SKCK tetap berjalan dan tak terganggu. "Secara pribadi sih tidak masalah. Yang penting pelayanan masyarakat tidak terganggu," ucapnya singkat.