"Gempa susulan di Selat Sunda (Lebak, Banten) susulannya terjadinya sampai 49 kali sampai hari ini," ujar Riyadi kepada era.id, Kamis (25/1/2018).
Namun, dari susulan gempa itu volume getaran menjadi mengecil. Pusat gempa tak lagi berada jauh di perut bumi. Maka wilayah yang terkena terpaan tidak luas. Karena itu, goyangannya tidak sampai Jakarta.
"Hasil monitoring kita menunjukan terjadi peluruhan secara umum dari jumlah itu. Sehingga dengan tren yang makin mengecil itu, maupun frekuensi kejadiannya, tampaknya gempa berkekuatan besar itu sangat kecil terjadi," lanjutnya.
Sekalipun gempa muncul, kata Riyadi, frekuensinya lemah sehingga ogah merembet lewat kerak bumi menuju Jakarta dan kota sekitarnya. Dia memastikan, dalam jangka waktu dekat, potensi gempa besar tidak akan terjadi.
"Dari pola susulannya di Selatan (Jawa) sudah menunjukan penurunan dalam hal kekuatan gempa. Jadi selama beberapa hari ke depan selama seminggu itu gempa-gempa kecil masih terjadi tapi tidak mungkin akan menjadi gempa yang lebih besar," urainya.
Diketahui, gempa besar melanda Lebak, Banten, Jawa Barat pada hari Selasa (22/1) pukul 13.34 WIB. Koordinat gempa berada di 7,23 LS dan 105,9 BT atau 67 kilometer arah barat daya Sukabumi, Jawa Barat, dengan kedalaman 61 kilometer.
Dari gempa itu, sebanyak 129 rumah porak poranda di 10 di Kabupaten Lebak. Jumlah tersebut tersebar di Kecamatan Bayah, Wanasalam, Cilograng, Panggarangan, Lebak Gedong, Sobang, Cimarga, Sajira, Cihara, dan Rinten.
Guncangan gempa juga terasa hingga sejumlah wilayah di Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.