"Kami tujuh pengusaha agen perjalanan umrah menginisiasi gerakan #savetheirumra, yang bertujuan memberangkatkan jamaah korban penipuan First Travel," ujar Ketua Pembina #savetheirumra, Fuad Hasan Mansyur, di Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Jumlah korban penipuan keseluruhan mencapai 63.000 jamaah. Untuk tahap awal, pihaknya akan memberangkatkan sebanyak 1.000 jamaah yang menjadi korban penipuan. Melalui gerakan tersebut, pihaknya juga menggalang bantuan dari berbagai kalangan untuk memberangkatkan para korban penipuan tersebut.
"Kami akan berkoordinasi, dengan para pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyarakat. Juga dengan koordinator korban penipuan untuk verifikasi data dan membuat daftar prioritas layak umrah yang perlu dibantu," terang dia.
Dengan gerakan tersebut, Fuad berharap dapat mengetuk hati pemangku kepentingan, pengusaha dan juga masyarakat, untuk membantu menyukseskan gerakan tersebut. Ketua gerakan #savetheirumra, Ali M Amin, mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan membentuk tim yang akan mendata serta menvalidasi korban penipuan perusahaan umrah tersebut.
"Tim ini nantinya yang akan mendata dan menvalidasi, siapa saja korban penipuan yang diprioritaskan untuk diberangkatkan umrah lebih dulu," kata Ali.
Ali menambahkan pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk pengusaha penyedia jasa hotel dan penerbangan di Arab Saudi. Hal itu bertujuan untuk membantu agar korban penipuan tersebut bisa melangsungkan ibadah umrah. Untuk penyelenggaraan ibadah umrah sendiri, kata Ali, lebih cepat dibandingkan umrah reguler yang biasanya sembilan hari menjadi tujuh hari. Meski singkat, Ali menjamin para korban penipuan tersebut bisa melangsungkan ibadah dengan baik.
"Untuk keberangkatan tahap awal, akan dilakukan pada musim umrah tahun ini," ucapnya.
Ali berharap semakin banyak pihak yang membantu para korban penipuan perusahaan perjalanan umrah itu, sehingga semakin banyak jamaah yang bisa mewujudkan mimpinya untuk beribadah ke Tanah Suci tersebut.