Bayang Soekarno dalam Eloknya Wayang
Bayang Soekarno dalam Eloknya Wayang

Bayang Soekarno dalam Eloknya Wayang

By Yudhistira Dwi Putra | 27 Jan 2018 22:22
Jakarta, era.id - Dalam perayaan ulang tahun ke-45 PDI Perjuangan (PDIP) di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (27/1/2018), sang Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri menyampaikan sebuah pesan yang secara khusus ditujukan kepada kaum milenial.

Megawati mengingatkan seluruh generasi muda untuk melestarikan budaya bangsa, khususnya wayang. Dalam perayaan itu, PDIP memang memilih wayang sebagai pertunjukan utama. 

Alasannya, PDIP ingin menghidupkan kembali semangat yang dijunjung proklamator bangsa, Presiden Soekarno, yang selalu melestarikan nilai-nilai budaya bangsa.

Megawati dan Mendagri Tjahjo Kumolo (Foto: Mery/era.id)

Bagi Mega, malam ini jauh lebih spiritual. Bayang Bung Karno --sapaan Soekarno-- begitu ia rasakan malam ini. Mega bertutur, Bung Karno adalah penggemar wayang. Dulu, kala masih menghuni Istana, Bung Karno selalu menyelenggarakan pertunjukan wayang setiap dua bulan. 

Dalam kesempatan itu, Bung Karno selalu mengundang masyarakat untuk hadir menikmati pertunjukan. Setiap kali pasak penyangga panggung ditancapkan, setiap kali itu juga Istana dipenuhi masyarakat yang akan setia duduk di tempatnya hingga tirai panggung kembali menutup dan pasak besi itu dicabut kembali.

"Bung Karno penggemar wayang, dahulu. Dua bulan sekali, di Istana menyelenggarakan pelayanan dihadiri masyarakat. Sampai penuh penontonnya, baik di depan maupun di belakang layar," tutur Mega.

Secara pribadi, Mega pun mengaku menyukai kesenian melakon ini. Apalagi, wayang menjadi salah satu kesenian paling filosofis. Bahwa selalu ada nilai yang dapat diambil dari setiap lakon yang dimainkan.

Mega berharap, masyarakat, terutama generasi milenial dapat mencerna sari-sari pesan yang terkandung dalam setiap kelok-kelok kisahnya.

Malam ini misalnya. Dalam Lakon Bima "Jumeneng Guru Bangsa" yang dimainkan tiga dalang kondang, Ki Purbo Asmoro, Ki Anom Dwijo Kangko dan Ki Tjahyo Kuntadi itu, Mega menyimpan banyak harapan, agar bangsa tak kehilangan identitas budayanya.

"Anak muda Indonesia boleh saja mengetahui budaya internasional yang banyak masuk ke Indonesia, tetapi kita harus mempertahankan kelestarian budaya kita sendiri, yang menurut saya sangat indah," Megawati bertutur.

Rekomendasi
Tutup