“Kita lihat memang di Menperin Pak Airlangga ngerti betul yang berkaitan dengan makro, konsep makro industri di negara kita, hilirisasi ke depan seperti apa,” ujar Jokowi, di Istana Negara, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Jokowi mengatakan, Kementerian Perindustrian memerlukan sosok yang memahami betul teknis pelaksanaan industri di Indonesia. Karena itu, dia tidak ingin pergantian Menperin mengganggu kerja pemerintah mencapai target.
“Saya kira ini strategi ya. Strategi untuk menambah elektoral. Jadi, dengan posisi dia dekat dengan Jokowi maka elektoralnya akan lebih terangkat. Karena apapun itu Jokowi masih cukup kuat,” kata dia kepada era.id, Sabtu, (27/1).
Keputusan yang diambil Airlangga tak lepas dari pengaruh elektabilitas Presiden Jokowi yang kian meroket. Golkar sengaja menjadi bagian penting di pemerintahan untuk tetap mengamankan posisi, dan menaikkan elektabilitas partai.
“Barangkali itu adalah pilihan rasional bagi Airlangga Hartarto kenapa tetap memilih sebagai ketua Golkar, tapi juga sebagai menteri,” ujar dia.
Dengan rangkap jabatan Airlangga, Jokowi juga diuntungkan. Kacung mengatakan, reshuffle yang dilakukan Jokowi di kabinet merupakan bagian dari konsolidasi menghadapi Pilpres 2019 mendatang. Untuk itu, dirinya tak kaget jika Jokowi membolehkan petinggi Partai Golkar melakukan rangkap jabatan.
“Reshuffle 2018 ini kan tidak tidak sekadar reshuffle tapi ini salah satu rangka konsolidasi Pilpres 2019. Ya kan? Dengan tetap memungkinkan dua menterinya menjadi orang penting di partai maka mengonsolidasikan Golkar sebagai pendukung utama Jokowi itu kan terjamin,” ujar dia.
Tak hanya Airlangga, Idrus Marham pun demikian. Usai dilantik sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa, Idrus rupanya masih dipercaya menduduki jabatan strategis di partai. Ia kembali dipercaya sebagai pengurus yakni sebagai Ketua Koordinator Bidang Kelembagaan Golkar.