Elektabilitas Cak Imin mencapai 14,9 persen, jauh di atas elektabilitas Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (3,8 persen), Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (2,2 persen), Presiden PKS Sohibul Iman (1,9 persen), dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy (1,1 persen).
Tingginya elektabilitas mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu berbanding lurus dengan derasnya dukungan netizen untuk dia menjadi cawapres, bahkan calon presiden. Pendukung Cak Imin itu berasal dari berbagai latar belakang, petani, nelayan, tapi terbanyak dari kader PKB di daerah.
Di daerah, banyak terpasang spanduk berisi dukungan Cak Imin menjadi cawapres pendamping Presiden Joko Widodo. Berdasarkan Data Survei Nasional pada Desember 2017, elektabilitas Jokowi 38,4 persen sehingga diprediksi akan kembali diusung pada Pilpres 2019.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bersama Presiden Joko Widodo menjajal Kereta Bandara, di Jakarta. (Foto: Instagram @cakiminow)
Cak Imin juga seakan menampakkan hasrat menaikkan popularitas dan elektabilitasnya dengan berkeliling daerah untuk berbagai kegiatan. Dia bahkan ikut mendampingi Jokowi saat meresmikan Kereta Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (2/1/2018).
Mantan Wakil Ketua DPR itu mengaku tersanjung dengan derasnya dukungan untuk dia menjadi cawapres. Tapi Cak Imin menyatakan belum dapat memastikannya.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar berfoto bersama mahasiswa. (Foto: Instagram @cakiminow)
Perubahan gaya
Soal gaya, Cak Imin terlihat lebih kekinian dan ceria. Tengok saja foto atau kata-kata yang dia unggah di media sosial @cakiminow. Kata now di belakang nama Cak Imin bisa jadi terilhami dari frasa anak jaman now yang lagi ngetren. Bahkan saat berkunjung ke Kalimantan Tengah, Cak Imin berkeliling Palangkaraya bersama anak-anak muda menggunakan Vespa yang tampak depannya berjenis sprint atau super tahun 1968 hingga 1975. Dia nampak kekinian dengan helm half face dan kacamata hitam.
Peneliti LSI, Taufik Febri, mengatakan elektabilitas seorang figur bisa naik jika terus bersosialisasi dengan cara yang tepat, dan paham dengan apa yang disukai warga. Perubahan gaya Cak Imin jadi satu indikator dia sedang mencari perhatian pemilih muda yang jumlahnya sangat besar pada Pemilu 2019.
"Yang pasti, para tokoh harus dikenal lebih banyak minimal 70 persen, disukai lebih banyak, dan memiliki program yang bisa menjangkau masyarakat luas," kata Taufik.
Tapi seperti yang disampaikan Cak Imin beberapa waktu lalu, soal jadi atau tidaknya dia berkompetisi pada Pemilu 2019 belum bisa dipastikan. Lobi-lobi politik akan sangat cair untuk menetapkan figur tepat yang akan diusung menjadi capres-cawapres tahun depan.
"Saya sendiri merasa tersanjung dan merasa perlu berterima kasih kepasa teman-teman di daerah yang begitu semangat memberikan dukungan. Tapi saya berpesan sabar dulu," kata dia.
Presiden Jokowi juga pasti akan menimbang banyak hal saat mencari cawapres. Bukan sekadar elektabilitas tinggi dan punya basis politik kuat, tapi juga bersih dari catatan korupsi atau kasus hukum lainnya, dan punya prestasi yang jelas terukur. Apakah Cak Imin memenuhi kriteria itu?