Bantahan Hasto Soal Staf dan PTIK

| 11 Jan 2020 07:09
Bantahan Hasto Soal Staf dan PTIK
Hasto Kristiyanto (Gabriella Thesa/era.id)
Jakarta, era.id - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto membantah keterlibatannya dalam kasus suap menetapkan anggota DPR RI pergantian antar waktu (PAW) yang menyeret Komisiner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan dan Caleg dari PDIP Harun Masuki.

Hasto menegaskan sikap partainya dan dirinya dalam penanganan perkara itu adalah menyerahkan sepenuhnya proses penegakan hukum ke KPK. Dan itu tanpa intervensi.

"Dengan berita-berita ini, menunjukkan adanya berbagai kepentingan yang ikut membuat framing," ujar Hasto disela-sela acara Rakernas dan HUT ke 47 PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (10/1/2020).

Salah satu hal yang dibantah adalah adanya keterlibatan staf kesekjenan yang bernama Doni. Faktanya yang ada stafnya bernama Dony, yang kebetulan berada di dekat Hasto saat dicegat wartawan itu. Yang dimaksudnya adalah Ramond Dony Adam.

"Saya mencari yang namanya Doni. Nah Staf saya ini namanya Dony. Itu sebagai contoh framing," kata Hasto.

Bantahan lainnya, kata Hasto adalah kabar bahwa dirinya disebut-sebut bersembunyi di kampus Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Padahal, dia mengaku pada saat itu dirinya tengah sibuk mempersiapkan hajatan besar partainya.

Hasto juga menjawab ketika dicecar wartawan soal gugatan atas nama Megawati dan Hasto sebagai Ketua Umum-Sekjen PDIP ke Mahkamah Agung soal peraturan KPU menyangkut pergantian antar waktu (PAW). Apakah keduanya tahu ada upaya negosiasi ke KPU terkait proses PAW alm. Nazaruddin Kiemas.

Kata Hasto, ia sama sekali tak melakukan proses negosiasi karena hukum menyangkut PAW sangat jelas serta diatur berdasarkan ketentuan perolehan suara. Yang jelas, PDIP pernah punya pengalaman sejenis ketika mengajukan PAW atas nama Alm. Sutradara Ginting dan itu dilakukan sesuai ketentuan perundangan. Sebab tanpa konstruksi hukum sangat kuat, PAW tak bisa dilakukan.

"Kalau kita lihat pada tanggal 7 Januari pihak KPU telah mengeluarkan surat bahwa apa yang diputuskan dan diusulkan PDI Perjuangan tidak diterima olehKPU, jadi untuk apa kemudian dilakukan upaya-upaya hal (negosiasi) tersebut?" kata Hasto.

Meski demikian, sebagai parpol yang memenangkan pemilu dua kali berturut-turut dan sudah mengalami ujian sejarah seakan badai, kader seperti dirinya diajarkan Megawati Soekarnoputri untuk berpolitik dengan prinsip. Sesuai dengan prinsip Satyam Eva Jayate yang bermakna bahwa pada akhirnya kebenaran akan menang.

Megawati, seperti dalam pidatonya di rakernas, juga selalu menegaskan agar kader partai berdisiplin menaati peraturan partai.

"Itu bagian dari sebuah disiplin berpartai. Sebagai kader partai, anggota partai harus menaati seluruh peraturan partai dan konstitusi partai, tidak tekecuali," kata Hasto.

Rekomendasi