"Bung Karno berkata, perempuan itu tiang negeri. Manakala baik perempuan, baiklah negeri. Manakala rusak perempuan, rusaklah negeri," kata Menko PMK Puan Maharani.
Hal itu dikatakan Puan saat membuka seminar dan peluncuran hasil Survei Nasional Tren Toleransi Sosial Keagamaan di Kalangan Perempuan Muslim Indonesia dan Halaqah perempuan untuk Perdamaian yang digelar Wahid Foundation. Acara ini digelar di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/1/2018).
"Telah banyak dalam catatan sejarah bangsa, peran perempuan semasa perjuangan pergerakan kemerdekaan melawan kolonialisme Belanda dan Jepang dengan membentuk organisasi perempuan," lanjut Puan.
Puan menjelaskan, di era reformasi ini, Indonesia butuh sosok perempuan yang merawat tumbuh kembangnya kebhinekaan, merawat akar kemajemukan dan toleransi bangsa. Akhirnya bikin bangsa ini tetap berpijak pada jati dirinya yang sesungguhnya.
Hasil survei masyarakat telematika Indonesia, 13 Februari 2017 silam, menyebut jenis hoax yang sering muncul adalah isu politik dan SARA. Puan mengajak seluruh masyarakat selalu mengamalkan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila.
"Jangan mau kita diadu domba, kita itu Indonesia, kita itu bangsa indonesia, maka dari itu kita harus bersatu dalam mempertahankannya," lanjutnya.
Dalam acara ini, hadir Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembesie; Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid; Shinta Nuriyah Wahid; Pimpinan Pusat NU, Sri Mulyati dan Ketua UN Women Sabine Machl.