Jurus Irfan Setiaputra Benahi Garuda

| 23 Jan 2020 07:53
Jurus Irfan Setiaputra Benahi Garuda
RUPS Garuda (Dok. Kemeterian BUMN)
Jakarta, era.id - Irfan Setiaputra ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia menggantikan I Gusti Ngurah Askhara Dinadiputra yang dicopot akibat skandal penyelundupan motor mewah.

Lewat rapat umum pemegang saham luar biasa atau RUPSLB di kantor Garuda City Center (GCC), kompleks Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (22/1) Irfan dipilih oleh para pemegang saham Garuda termasuk Kementerian BUMN.

Bagaimana awal mula Irfan bisa menjadi Dirut Garuda Indonesia?

Dia mengaku, pertama kali mendapat tawaran untuk menempati posisi yang ditinggal oleh Ari Askhara pada awal Januari 2020. Irfan dihubungi langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

"Awal-awal Januari lah, tiba-tiba saya dipanggil oleh kementerian dan ditawarkan bergabung," ungkap Irfan kepada wartawan, Rabu (22/1).

Meski tawaran tak langsung diterima dan sempat terjadi beberapa kali pertemuan hingga akhirnya ia mau, ada beberapa pesan yang dititipkan oleh Erick untuk membenahi Garuda Indonesia.

"Intinya yang enggak beres, ya diberesin. Jadi ini enggak general ya, bukan berarti apa yang terjadi di Garuda enggak beres. Yang enggak beres, ya diberesin, yang sudah bagus dilanjutkan," kata Irfan.

Pesan kedua yang disampaikan oleh Erick, kata Irfan adalah pelayanan. Pelayanan Garuda harus maksimal tapi juga penuh rasa hormat.

"Enggak bisa juga melayani terlalu berlebihan, tapi melayaninya ini dengan respect, dengan terhormat. Jika kita melayani penumpang, melayani dengan rasa hormat dan kita juga berharap customer kita juga respect," katanya.

Selain itu, sinergi dan kolaborasi juga harus dilakukan oleh manajemen Garuda mengingat beberapa kasus juga menyeret hingga level pramugari dan awak kabin.

"Pesan yang khusus disampaikan bahwa mudah-mudahan Garuda dan tim ini aman, tentram, kompak, enggak ribut-ribut. Jangan bikin gaduh, terus kemudian kolaborasi yang lebih erat antara AP I, AP II dan Pertamina," ujarnya.

Tags : bumn
Rekomendasi