Tim Editor
"Ada yang masukin (saran), modelnya (becak) yang bisa aja kayuh di depan dan penumpangnya di belakang. Ada yang sangat ergonomik. Lakai tutup. Kalau hujan, tutup semua. Ada yang basisnya motor listrik. Jadi, ada beberapa," kata Sandi di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2018).
Sebelumnya, Sandi telah adakan pertemuan dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk membahas kelanjutan dari wacana becak listrik. Kata Sandi, moda transportasi yang sedang banyak digunakan di dunia adalah angkutan ramah lingkungan.
"Salah satu yang diusulkan untuk becak listrik, karena ini rupanya angkutan yang lagi ngetren di dunia yaitu angkutan yang ramah lingkungan. Namanya sustainable mode of transport," kata Sandi, Senin (29/1) lalu.
Kata Sandi, terdapat beberapa perusahaan besar yang ingin ikut andil dan bekerja sama, karena hal tersebut bisa disandingkan dengan pengurangan emisi.
Namun, pengadaan becak listrik tersebut bukan berarti menambah jumlah becak, melainkan hanya pengonversian becak yang sudah beroperasi.
"Tidak (ditambah). Ini cuma konversi yang sekarang ada. Ada lima ratusan lebih yang di Jakarta Utara, nah mereka dikonversikan ke becak ramah lingkungan," pungkasnya.
Wacana becak memunculkan persoalan baru. Kini ada mobilisasi becak dari luar daerah ke Jakarta. Kepala Satpol PP DKI Yani Wahyu Purwoko membenarkan adanya truk berisi puluhan becak yang mencoba masuk ke Jakarta. Akan tetapi, truk yang diketahui berasal dari Indramayu tersebut dihalau petugas Satpol PP.
Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum masih melarang melakukan usaha pembuatan, perakitan, penjualan dan memasukkan becak atau barang yang difungsikan sebagai becak atau sejenisnya. Serta dilarang mengoperasikan dan menyimpan becak atau sejenisnya.
Pemprov DKI Jakarta akan menindak tegas jika ada mobilisasi pengemudi becak ke Jakarta setelah ada kebijakan tersebut.
Pemprov DKI, kata Sandi, akan meminta personel Satpol PP mengawasi beroperasinya pengemudi becak supaya tidak menimbulkan masalah baru.
