Monas Disiapkan untuk Melihat Gerhana <i>Blood Moon</i>
Monas Disiapkan untuk Melihat Gerhana <i>Blood Moon</i>

Monas Disiapkan untuk Melihat Gerhana Blood Moon

By Nanda Febrianto | 30 Jan 2018 11:32
Jakarta, era.id - Menjelang terjadinya gerhana super blue blood moon, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan Dinas Pariwisata untuk mengakomodasi warga yang ingin melihat fenomena langka tersebut. Menurut Anies, sejumlah tempat wisata sepatutnya dipersiapkan agar warga nyaman menyaksikan gerhana tersebut.

"Saya minta semua fasilitas-fasilitas untuk pariwisata itu dibuka. Kita akan membuka semua tempat," kata Anies di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2018).

Tempat-tempat yang disediakan untuk warga melihat gerhana itu di antaranya Plaza Teater Taman Ismail Marzuki, Setu Babakan, Fatahillah, Kepulauan Seribu, juga anjungan DKI Jakarta di Taman Impian Jaya Ancol.

Selain bebas biaya masuk tempat wisata, fasilitas penunjang rencananya akan disiapkan Pemprov DKI. Salah satunya teropong gerhana untuk melihat super blue blood moon yang bakal terjadi bersamaan dengan gerhana bulan total pada 31 Januari 2018.

"Peneropongan ini semua disiapkan fasilitasnya, akan disediakan alat teropong, gratis masuknya," ucap Anies.

Monas juga menjadi area yang difasilitasi Pemprov DKI untuk melihat gerhana. Di area pandang tugu setinggi 132 meter tersebut, kata Anies, warga diperbolehkan melihat gerhana menggunakan teropong. Namun, hanya 500 orang saja yang mendapatkan kesempatan.

"Untuk lokasi di puncak Monas ini terbatas, hanya 500 orang yang bisa masuk ke dalam. Karena kapasitas yang terbatas, jadi nanti first time, first sold di tempat itu," tambahnya.

Selain Dinpas DKI, Anies telah mengeluarkan surat edaran kepada Kepala Dinas Pendidikan Jakarta Sopan Adrianto untuk memanfaatkan fenomena alam ini menjadi bahan pelajaran siswa. 

"Siswanya, terutama terkait sains dan teknologi. Bukan hanya terkait perbintangannya, tetapi terkait fenomena alam yang menyelimutinya," sebut Anies.

Atas rencana Pemprov DKI tersebut, Anies berharap cuaca esok hari tidak mendung sehingga tidak mengganggu kegiatan peneropongan. "Tapi mudah-mudahan besok tidak hujan, awannnya juga bersahabat, sehingga bagi yang motret ada kesempatan untuk ambil gambar," tutup Anies.

Super blue blood moon memang langka karena sebelumnya terjadi pada 31 Maret 1866 atau 152 tahun yang lalu. Fenomena ini membuat ukuran bulan menjadi 30 persen terlihat lebih terang dan 14 persen lebih besar.

Tags :
Rekomendasi
Tutup