Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Hidayat Nur Wahid yang melayat ke rumah duka Gus Sholah sempat melihat hal itu.
"Saya melihat bibir jenazah almarhum seperti sedikit menyunggingkan senyum," kata Hidayat di Jakarta, seperti dikutip Antara, Senin (3/2/2020).
Hidayat yang mengikuti prosesi pemulasaraan jenazah di rumah duka mengatakan, wajah jenazah Gus Sholah kontras dengan saat terakhir ia membesuk almarhum di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, Minggu pada pukul 18.00 WIB.
"Wajahnya teduh, saya rasa almarhum memang menerima dengan baik kepergiannya," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Hidayat menyebut sosok Salahuddin Wahid sebagai figur yang cocok dijadikan panutan bagi dunia pendidikan. Ia mengatakan Gus Sholah adalah tokoh yang dibesarkan oleh ulama KH Wahid Hasyim namun memilih untuk bersekolah di sekolah umum.
"Beliau bersekolah di sekolah umum, hingga menggapai gelar insinyur. Jadi memang selain memiliki basis ilmu agama, juga beliau memiliki kemampuan di bidang arsitektur," kata Hidayat.
Sehingga ketika dipercaya memegang amanah memimpin pondok pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, ia mampu memadukan keunggulan yang dimiliki sekolah umum dengan nilai-nilai agama sehingga pesantren tersebut terbilang maju cukup pesat.
Sosok Salahuddin Wahid juga berkesan bagi Hidayat Nur Wahid karena selain bergiat di pendidikan, beliau juga merupakan tokoh yang cukup besar namanya di dunia politik.
Ia pun tak heran ketika prosesi pemulasaraan jenazah almarhum Gus Sholah dihadiri pula oleh tokoh-tokoh nasional bahkan juga oleh Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.