era.id melansir dari Antara, Selasa (3/3/2020), menulis Kementerian Kesehatan Saudi di akun resmi Twitter miliknya menjelaskan, orang itu ---yang kini dikarantina di rumah sakit-- merahasiakan kunjungannya ke Iran setibanya di Arab Saudi.
Iran melaporkan jumlah kematian tertinggi akibat COVID-19 di luar China, tempat penyakit seperti flu itu berasal. Negara Teluk Arab lainnya juga mendiagnosa infeksi di sejumlah orang yang bepergian ke Iran.
Kantor Berita SPA, mengutip Kementerian Kesehatan, mengatakan orang-orang yang berinteraksi dengan pria terinfeksi itu telah diisolasi dan sedang menjalani tes.
Di negara tetangga Bahrain, Kementerian Kesehatan mengatakan ada dua orang didiagnosa kasus serupa, yakni perempuan Bahrain dan pria Arab Saudi.
Keduanya disebutkan telah melakukan penerbangan tak langsung dari Iran ke Bahrain dan diisolasi pada saat kedatangan sambil melakukan pemeriksaan. Hal ini menambah jumlah total kasus di Bahrain mencapai 49.
Arab Saudi sejak pekan lalu telah mengambil sejumlah langkah pencegahan penyebaran penyakit ke kerajaan.
Pihaknya memberlakukan larangan masuk bagi warga asing yang hendak menjalani ibadah umrah. Arab Saudi juga melarang warga negara Teluk Arab memasuki Kota Makah dan Madinah serta wisatawan dari sedikitnya 25 negara yang melaporkan kasus COVID-19.
Kementerian Kesehatan Saudi mengatakan telah mempersiapkan 25 rumah sakit untuk menangani infeksi virus ini, dengan 2.200 tempat tidur untuk pasien yang dikarantina.
Menurut data resmi, kegiatan umrah yang dapat dilakukan kapan saja selama dalam kurun waktu setahun mendatangkan 7,5 juta orang ke Arab Saudi pada 2019.