Melacak Keberadaan 50-an Orang di Pesta Dansa 14 Februari Lalu

| 04 Mar 2020 05:35
Melacak Keberadaan 50-an Orang di Pesta Dansa 14 Februari Lalu
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay
Jakarta, era.id - Bak orang penting, identitas orang-orang yang hadir di pesta dansa di Klub Paloma & Amigos, Jakarta, sedang dicari pemerintah. Di klub itulah untuk pertama kali, terjadi penularan COVID-19 yang bikin 'pecah telor' kasus virus asal Wuhan di Indonesia.

Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, memprediksi ada sekitar 50 orang yang ada di tempat itu saat pesta dansa. Bukan cuma WN Jepang --sang penular virus-- saja. Yang datang juga dari berbagai negara, termasuk Malaysia.

"Dia (perempuan WNI yang positif COVID-19) tidak tahu pasti jumlahnya berapa yang datang, karena tidak ada daftar absensinya, mungkin 50-an orang," ujar Juru Bicara Pemerintah Indonesia soal Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, Jakarta, seperti dilansir dari Antara, Selasa (3/3/2020).

Pelacakan ini penting. Pemerintah jadi punya riwayat perjalanan seluruh orang yang ada di sana. Apa mereka sempat kontak langsung dengan WN Jepang atau tidak. Pemerintah juga ingin memeriksa dan memastikan kondisi kesehatan mereka untuk antisipasi penyebaran dan penularan COVID-19.

"Sekarang kita sedang melakukan 'tracking' (melacak) kontak teman-temannya yang 'party' (pesta) itu. Nah itu yang repot karena tidak semuanya akrab dan sampai tahu rumahnya di mana," kata Yuri yang jabatan aslinya sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan.

Kementerian Kesehatan kini sudah melibatkan dinas kesehatan untuk membantu melacak orang-orang tersebut. Supaya bisa dihubungi dan diperiksa kondisi kesehatannya.

"Jadi ini sudah dilakukan. Sampai saat ini kami masih belum menemukan seluruhnya, tapi satu dua sudah mulai ditemukan dan mereka tidak menunjukkan apa-apa," tuturnya.

Beberapa orang yang berhasil dilacak telah diperiksa dan diketahui tidak memiliki keluhan atau menunjukkan gejala terinfeksi COVID-19. Meskipun demikian, Kementerian Kesehatan telah menetapkan orang-orang tersebut dalam pemantauan.

"Teman-teman 'party' (pesta) ini dalam pemantauan dan tidak seluruhnya masih tinggal di Jakarta," tuturnya.

Yuri mengatakan pesta dansa itu dimulai pada 14 Februari 2020 bersama dengan orang-orang yang berasal dari sejumlah negara.

"Pada 14 Februari 2020, dia (WNI positif COVID-19) janji bertemu teman-temannya sehobi untuk pesta, pesta dansa dengan sahabat-sahabat multinasional," tuturnya.

Dua warga negara Indonesia yang dinyatakan positif terjangkit COVID-19 adalah perempuan berusia 31 tahun yang menghadiri pesta dansa, dan ibunya yang berusia 64 tahun. Mereka tinggal di Depok, Jawa Barat, bersama dua orang yakni kakak dari perempuan berusia 31 tahun itu dan satu orang asisten rumah tangga.

Pada 16 Februari 2020, perempuan Indonesia yang berusia 31 tahun yang ikut pesta dansa itu merasa sakit dan menderita batuk-batuk sehingga rawat jalan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok. Selama dalam kondisi sakit, perempuan WNI itu dirawat oleh ibunya, sehingga ibu itu tertular COVID-19 saat interaksi intens menjaga anaknya.

Namun, kakak dan asisten rumah tangga dari perempuan yang positif COVID-19 itu dinyatakan negatif setelah menjalani pemeriksaan.

Sementara warga negara Jepang itu dinyatakan positif COVID-19 di Malaysia saat kembali ke negara tempat dia tinggal setelah melakukan kunjungan ke Indonesia.

 

Rekomendasi