"Ada usulan dari Pak Surya Paloh bahwa parliamentary threshold (menjadi) 7 persen," ujar Airlangga.
Usulan tersebut, kata Airlangga, disambut baik oleh Golkar dan akan mendukung usulan tersebut. "Ada tambahan usulan Pak Surya Paloh yang 7 persen ini ini berlaku secara nasional," tambah Airlangga.
Selain itu, Surya Paloh juga mendukung agar pelaksanaan Pilpres dan Pileg dilakukan secara terpisah. Hal ini, kata Surya, setelah merasakan langsung beratnya kondisi pelaksanaan pemilu secara serentak pada 2019 lalu.
Pemilu serentak, kata dia, di luar batas kewajaran dan kapasitas sebagai peserta pemilu. Untuk itu Surya mengusulkan agar pemilihan legislatif dilaksanakan sebelum Pilpres, sedangkan Pilpres bisa dilaksanakan beberapa bulan setelah pelaksanaan pemilihan legislatif.
"Seyogyanya kami berharap mungkin tetap terpisah, yaitu pemilu legislatif terlebih dulu beberapa bulan dan baru pelaksanaan pilpres," kata Surya.
Surya menambahkan hal ini merupakan suatu pekerjaan rumah bagi partai politik. Tidak hanya Golkar dan NasDem, tetapi seluruh partai. NasDem dan Golkar, kata Surya, akan mengajak partai politik lain untuk berdiskusi mengenai ambang batas parlemen dan pemilu.
"Kami akan coba untuk mengajak duduk bersama parpol lainnya untuk memikirkan apa solusi yang terbaik dengan situasi seperti ini," pungkas Surya.