Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6.81 LS dan 106.66 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 23 Kilometer arah Timur Laut Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 10 Kilometer.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike-Slip Fault),” kata Mulyono dalam keterangan tertulisnya, di Bandung, Selasa (10/3/2020).
Mulyono menyebutkan guncangan gempa bumi tersebut dirasakan di daerah Cikidang, Ciambar, Cidahu, Kalapa Nunggal yang membuat getaran dirasakan hampir semua penduduk. Sementara di Panggarangan, Bayah getarannya dirasakan nyata dalam rumah.
Sementara itu skala getaran terasa seperti dilewati truk terjadi di Citeko. Sedangkan di Sukabumi, getarannya dirasakan oleh beberapa orang, serta benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” terang Mulyono.
Sebelum terjadinya gempa, hasil monitoring BMKG pada pukul 17.09 WIB menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi pendahuluan (foreshock).
Dengan adanya gempa tersebut, BMKG menerbitkan beberapa rekomendasi kepada masyarakat. Diantaranya adalah imbauan agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” sebut Mulyono.