Berpindah tempat ke Taman Ismail Marzuki, pukul 18:30 WIB, orang sudah menyemut di pelataran Teater Kecil. Semuanya seakan bersiap pamit dengan Januari sambil menyaksikan super blue blood moon.
Termasuk Zulkifli, bersama istri dan anaknya, yang datang dari Manggarai, Jakarta Selatan, ke Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, untuk memantau penampakan gerhana bulan total yang dinamai super blue blood moon.
Foto hasil pengamatan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ). (Fathurozak/era.id)
Fenomena ini merupakan gabungan dari tiga fenomena bulan, yakni super moon, blue moon, dan blood moon. Super moon adalah jarak terdekat bulan dengan bumi, sehingga bulan terlihat besar, sedangkan blue moon merupakan fenomena dua kali purnama dalam satu bulan yang sama di kalender masehi, yang pertama terjadi saat malam tahun baru lalu.
Untuk fenomena blood moon, merupakan gerhana bulan total dengan warna bulan terlihat merah saat puncak gerhana totalnya.
“Warna merahnya ini disebabkan oleh pantulan atmosfer dari bumi," kata Hubungan Masyarakat dari Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ), Nural.
Super blue blood moon adalah peristiwa langka dan diperkirakan baru akan terulang lebih dari 100 tahun lagi. Jadi, menikmati fenomena ini merupakan pilihan tepat sebagai kenang-kenangan perpisahan dengan Januari 2018. (Fathurozak)