Kelangkaan alat pelindung diri (APD) diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya tragedi tersebut karena kebutuha APD bagi tenaga medis pun melonjak seiring bertambahnya jumlah kasus setiap harinya. Karena lonjakan angka pasien, tapi tak dibarengi dengan ketersedian APD yang berupa masker, hazmat suit, sarung tangan sepatu dan yang lainnya ini, tentu akan membahayakan keselamatan tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam memerangi COVID-19.
Koalisi Masyarat Sipil untuk Indonesia Bergerak medesak pemerinatah agar bertanggung jawab atas ketersediaan APD.
“Pemerintah perlu melibatkan pihak swasta, ahli tekstil, ahli kesehatan, organisasi kesehatan yang relevan untuk mendorong terwujudnya pengadaan dan produksi APD yang sangat urgent ini,” kata Nur Hidayati salah satu perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil melalui keterangan tertulisnya, Minggu (22/3).
Selain itu, Nur meminta agar pemerintah bergerak cepat dalam mendistribusikan APD ke semua rumah sakit yang terlibat dalam penanganan COVID-19, sekaligus melarang penjualan APD dengan harga yang tidak wajar.
Nur menilai, situasi ini sangat membahayakan keselamatan tenaga medis yang saat ini tengah berjuang di garda terdepan. “Apabila tidak segera diatasi, kondisi ini berisiko membuat jebolnya pertahanan bangsa Indonesia terhadap COVID-19,” kata Nur.
Pentingnya APD bagi tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 pun dibenarkan oleh Ketua Pakar Gugus Tugas Percepatan Penangan COVIS-19 Prof drh Wiku Adisasmito. Dia mengatakan, dari hasil perumusan yang dilakukan oleh tim pakar mengenai prioritas alat kesehatan yang dibutuhkan saat ini, disimpulkan bahwa APD dan alat uji laboratorium adalah yang paling dibutuhkan dalam penanganan virus korona baru.
“Prioritas saat ini adalah APD, perangkat uji laboratorium seperti reagen RT-PCR, viral transfer media (alat untuk mengirim sampel virus), Rapid diagnostic test dan massal swab,” ujar Wiku di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu (22/3).
Selain itu alat kesehatan yang juga dibutuhkan dalam perawatan pasien COVID-19 adalah ventilator untuk membantu pernapasan bagi pasien yang mengalami gejala sesak napas.
Wiku juga menjelaskan bahwa laboratorium yang ada di berbagai daerah di Indonesia sebenarnya bisa melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi virus COVID-19. Namun hal itu membutuhkan reagen RT-PCR untuk setiap laboratorium.
"Sebenarnya laboratorium di Indonesia yang memiliki RT-PCR jumlahnya cukup banyak dan itu apabila disediakan dengan reagen yang tepat akan mampu melakukan pemeriksaan lebih cepat," kata Wiku.
Penjelasan Presiden Joko Widodo soal kelangkaan APD
Usai meninjau kesiapan Wisma Atlet yang dijadikan RS darurat penanganan Covid-19, Jokowi mengakui memang APD jadi barang paling diburu oleh banyak negara. Sekarang ini, tidak kurang 180 negara, berebutan untuk mendapatkan APD. Mulai dari masker hingga sanitizer.
"Dan kita alhamdulillah pada hari Sabtu kemarin, kita telah siap lagi 105 ribu APD yang ini, pada hari ini akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit yang ada di Tanah Air," ucap Jokowi.
45 Ribu unit akan didistribusikan di DKI, di Bogor, dan di Provinsi Banten. Kemudian 40 ribu unit akan didistribusikan untuk Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali. Dan 10 ribu akan didistribusikan ke seluruh provinsi yang ada di luar Jawa, serta 10 ribu sebagai cadangan.