Akibat Proyeksi Bank Dunia, IHSG Terkoreksi

| 01 Apr 2020 15:07
Akibat Proyeksi Bank Dunia, IHSG Terkoreksi
Ilustrasi (Antara)
Jakarta, era.id - Indeks Harga Saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (1/4/2020) diperkirakan rawan terkoreksi seiring revisi turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia oleh World Bank atau Bank Dunia.

IHSG dibuka melemah 6,98 poin atau 0,15 persen ke posisi 4.531,95. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 2,51 poin atau 0,36 persen menjadi 688,62 .

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan, prediksi dari Bank Dunia terhadap perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dapat turun tajam ini serta dana stimulus dalam menangani COVID-19 Indonesia relatif kecil. Hal ini menimbulkan pandangan negatif bagi pasar saham.

"Ini menjadi pandangan negatif bagi pasar, dan dapat nebhadu sinyalemen kurang bagus bagi invetor ke pasar saham Indonesia, yang akan terdampak bagi IHSG," kata Alfiansyah, seperti dikutip dari Antara, Rabu (1/4/2020).

Prospek pertumbuhan ekonomi global sepanjang tahun ini dipastikan terdampak dalam akibat pandemi COVID-19, termasuk bagi perekonimian Indonesia. Bank Dunia memproyeksi, ekonomi Indonesia diperkirakan akan mengalami tekanan mendalam yang dapat menahan laju pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 2,1 persen tahun ini.

Sementara untuk konsumsi rumah tangga, komponen yang menjadi penopang pertumbuhan konsumsi rumah tangga, komponen yang menjadi penopang pertumbuhan ekomomi diprediksi turun sangat takam pada tahun ini hanya berkisar 1,5 persen dibandingkan pertumbuhan tahu lalu yaitu 5,2 persen.

Hanya konsumsi pemerintah diperkirakan akan menjadi komponen yang memperkuat ekonomi Indonesia sejalan dengan berbagai paket kebijakan stimulus fiskal yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan konsumsi pemerintah naik dari 3,2 persen pada tahun lalu menjadi 5 persen pada tahun ini.

Sementara itu, untuk dapat mengurangi risiko dari COVID-19 agar ekonomi tidak terpuruk semakin dalam, sejumlah langkah kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah seperti pemberian insentif keringanan pajak bagi sektor-sektor tertentu.

Dalam paket stimulus Jilid I, insentif pajak diberikan untuk mendukung sektor pariwisata berupa tarif nol persen untuk pajak hotel dan restoran di 10 destinasi wisata senilai Rp3,3 triliun. Insentif tersebut dinilai tidak efektif.

Adapun dalam paket stimulus Jilid II, insentif pajak khusus diberikan untuk sektor manufaktur yang terdampak COVID-19. Insentif berupa relaksasi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, relaksasi PPh Pasal 22 impor, relaksasi PPh Pasal 25, dan restitusi PPN pada 19 sektor tertentu. Estimasi empat insentif pajak itu senilai 22,92 triliun.

Paket stimulus terkait COVID-19 yang diberikan Indonesia relatif lebih kecil dibandingkan negara lain. Sejumlah negara mengalokasikan paket stimulus di atas 1 persen dari produk domestik bruto (PDB), bahkan ada yang mencapai 10 persen PDB.

Dari eksternal, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat membahas penurunan harga minyak global, akibat perang harga Rusia dengan Arab Saudi.

Pembicaraan tersebut menandai putaran baru dalam diplomasi minyak global sejak kejatuhan dalam yang dikhawatirkan dapat mengancam biaya untuk eksplorasi tinggi di AS dan di seluruh dunia yang mengancam dengan potensi kebangkrutan.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 180,2 poin atau 0,95 persen ke 18.736,8, indeks Hang Seng melemah 90,7 poin atau 0,38 persen ke 23.512,8, dan indeks Straits Times melemah 18,95 poin atau 0,76 persen ke 2.462,28.

 

Tags : ihsg
Rekomendasi