Fenomena Langka, Gunung Himalaya Bisa Dilihat Warga India

| 08 Apr 2020 16:29
Fenomena Langka, Gunung Himalaya Bisa Dilihat Warga India
Untuk pertama kalinya dalam tiga puluh tahun terakhir, penduduk desa di India bisa melihat pemandangan gunung Himalaya. (Twitter @MuhammadLila)
Jakarta, era.id - Gunung tertinggi di dunia, Himalaya akhirnya bisa dilihat dengan mata telanjang oleh warga di India. Puncak gunung yang berlapis es ini bahkan bisa dilihat dari jarak 230 Km. Fenomena ini pun menjadi hal langka yang terjadi selama pandemi COVID-19. 

Bukan cuma hal yang membanggakan saja, fenomena ini juga menjadi pertama kalinya sejak 30 tahun lalu bagi warga India yang bisa melihat keindahan gunung Himalaya. Fenomena ini jadi momen yang dirindukan, khususnya bagi warga yang tinggal di Jalandhar Punjab, India. 

"Kita bisa melihat gunung yang tertutup salju dengan jelas dari atap (rumah) kita. Dan bukan hanya itu, bintang terlihat di malam hari. Saya belum pernah melihat yang seperti ini," kata Seechewal, selaku Dewan Polusi Pusat India, dikutip dari SBS Hindi.

 

Pengalaman mengesankan ini bahkan dibenarkan oleh pemain kriket India, Harbhajan Singh. Dia mengatakan tak pernah mendapatkan pengalaman ini sebelumnya.

"Sebuah indikasi yang jelas tentang dampak pencemaran yang telah kami lakukan terhadap bumi," kata Harbhajan lewan akun Twitter pribadinya. 

Perdana Menteri India Narendra Modi sebelumnya memutuskan lockdown pada 22 Maret 2020. Namun, keputusan ini mengundang kontroversi dari warga. Tak sedikit warga yang memutuskan untuk migrasi dari India demi tetap hidup di tengah pandemi COVID-19. 

Terlepas dari kontroversi itu, negara yang memiliki 1,3 miliar penduduk ini sedikit bernafas lega dengan berkurangnya polusi. Sehingga hikmah lockdown itu bisa menjadi kebahagiaan dan berkah bagi udara dan bumi yang disuguhkan dengan fenomena langka gunung Himalaya. 

"Bukan hanya lalu lintas normal yang pergi dari jalan, tetapi sebagian besar industri juga ditutup. Ini telah membantu membawa tingkat polusi ke tingkat yang luar biasa rendah," lanjut Sant Balbir Singh Seechewal. 

Kebahagiaan bagi bumi dan udara juga dikonfirmasi oleh Data Intelligence Unit (DIU) yang menunjukkan data udara meningkat 33 persen dari 16-27 Maret 2020. 

 

"Data menunjukkan bahwa rata-rata, kota-kota di India memiliki AQI 115 antara 16 sampai 24 Maret. Kualitas udara mulai menunjukkan peningkatan dari hari pertama lockdown tanggal 21. Rata-rata AQI turun menjadi 75 dalam tiga hari pertama lockdown," seperti laporan dikutip dari India Today. 

Enggak cuma di India saja, beberapa negara di Asia termasuk Indonesia juga menunjukkan sinyal baik dari polusi yang berkurang. Bahkan, Amerika Serikat dan Eropa melaporkan kualitas udara di negaranya yang membaik ditengah masa sulit saat ini. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, batas aman untuk kualitas udara harus menjaga partikel PM2.5 di bawah 20mg/m3. 

Rekomendasi