Pihak berwenang Australia kini tengah menyelidiki sebuah acara pertemuan yang digelar oleh kumpulan petugas kesehatan di Hobart, negara bagian Tasmania. Acara pertemuan tersebut diduga menjadi kluster baru penyebaran virus korona di negara bagian berbentuk pulau itu.
Kepala Petugas Medis Australia, Brendan Murphy menduga hal ini akibat kelalaian para petugas medis yang menggelar pesta makan malam ilegal yang menyebabkan 150 orang pesertanya positif COVID-19 dan 5.000 lainnya wajib menjalankan karantina.
"Saya menerima bahwa ini adalah tuduhan serius. Saya sudah meminta Kepolisian Tasmania untuk menyelidiki masalah ini, dan itu akan dimulai hari ini," kata Brendan, seperti dikutip dari Guardian, Selasa (14/4/2020).
Atas temuan ini, penanganan yang sudah dilakukan oleh pemerintah Australia terkesan menjadi sia-sia. Upaya lockdown dan physical distancing yang berhasil mengurangi angka kasus COVID-19 ini menjadi sia-sia.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengisyaratkan akan tetap menerapkan kebijakan menjaga jarak sosial atau membuka kembali aktivitas bisnis. Sebagian besar warga Australia masih harus tinggal di rumah kecuali pergi berbelanja bahan makanan, memiliki janji medis dengan dokter, maupun berolahraga.
"Belum ada negara yang menemukan jalan keluar dari hal ini, dan Australia berada dalam posisi yang lebih baik daripada kebanyakan. Kami ingin tetap seperti itu," kata Morrison.
Hingga saat ini Australia melaporkan jumlah pasien COVID-19 6.351 orang dengan total kematian mencapai 61 korban.