"Status seperti ini pernah terjadi, tapi hanya terjadi kurang tiga puluh menit, lalu airnya turun lagi, statusnya menjadi siaga II di hilir," ungkap Anies di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/2/2018).
Menurut Anies, hal itu berdasarkan pernyataan Wali Kota Bima Arya Sugiarto. Kepada Anies, Bima mengungkapkan ketinggian tinggi muka air (TMA) Katulampa mencapai lebih dari 220 cm selama setengah jam baru pertama kali terjadi.
"Kejadian yang disampaikan oleh Pak Bima, kalau angka diatas 220 itu pernah terjadi beberapa kali tapi hanya sebentar. Kalau yang di atas 30 menit baru kejadian sekarang," tambah Anies.
Bila kondisi aliran air konstan, maka sembilan jam dari pukul 9.05 WIB, air akan sampai di titik-titik pusat jakarta. Namun, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta mengestimasi kiriman air dari hulu kemungkinan datang lebih cepat.
"Menurut proyeksi terakhir, tadi saya baru bicara dengan Kepala Dinas Sumber Daya Air, diperkirakan pukul 1 siang air akan sampai wilayah DKI Jakarta. Jadi, mungkin akan lebih awal daripada yang diproyeksikan," ungkapnya.
Anies menyatakan pihak Pemprov DKI telah mengantisipasi terkait proyeksi air kiriman dari Bogor. Katanya, seluruh pintu air di Jakarta telah dibuka untuk memastikan aliran air sampai ke hilir.
Selain itu, lebih dari 450 pompa air stasioner dan 30 pompa yang dapat dibawa ke mana saja saat keadaan genting siap difungsikan. Pompa air mobile tersebut disiapkan di titik-titik aliran sungai, di antaranya Cililitan, Balekambang, Bukit Duri, Cawang, Bidara Cina, dan Kampung Melayu.