Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo mengaku belum bisa mewujudkan target tersebut karena berbagai kendala.
"Dan kita lihat di lapangan, faktornya bukan reagennya yang sudah ratusan ribu," ujar Doni usai Rapat Terbatas bersama presiden secara virtual, Senin (4/5/2020).
Salah satunya adalah terbatasnya jumlah petugas laboratorium dan jam kerjanya. Para petugas lab hanya bekerja delapan jam sehari. Padahal diharapkan tes PCR bisa dilakukan selama 24 jam nonstop.
Letjen Doni Monardo (Dok. BNPB)
Pemerintah akan segera berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mencari tambahan tenaga. "Ini kalau ditingkatkan SDM lab dibantu IDI daerah, kita harapkan bisa 16 jam. Kalau sudah bisa 16 jam, bisa di atas 12.000," papar Doni.
Sementara untuk masalah ketersediaan PCR dan reagen, kepala BNPB ini memastikan tidak ada masalah. Dia menegaskan, cairan pereaksi COVID-19 itu stoknya sangat cukup. "Jadi total sudah 1 juta reagen VPN dan ekstraksi RNA yang sudah ada," kata Doni.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo pernah meminta agar test spesimen bisa dilakukan secara cepat dan mencapai 10.000 tes per hari.
"Tes PCR sampai hari ini juga sudah menjangkau 26.500 tes. Ini lompatan besar, tapi saya ingin setiap hari paling tidak kita bisa mengetes lebih dari 10.000 spesimen," kata Jokowi dalam Ratas, Senin (13/4).