Yenny Wahid dan PDIP Tolak Politik SARA
Yenny Wahid dan PDIP Tolak Politik SARA

Yenny Wahid dan PDIP Tolak Politik SARA

By Yudhistira Dwi Putra | 06 Feb 2018 09:00
Jakarta, era.id - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersama pengurus lainnya datang ke The Wahid Institute. Dalam pertemuan itu, PDIP dan Wahid Institute membahas berbagai hal, mulai dari politik kebangsaan hingga gizi buruk dan wabah campak di Asmat, Papua.

Terkait gizi buruk dan wabah campak di Asmat, Direktur Eksekutif Wahid Institute Yenny Wahid mendorong PDIP mengaktifkan kembali program-program yang menyasar ibu, ibu hamil, bayi, dan anak yang mengalami gizi buruk.

“Dulu pernah ada programnya, saya sendiri memberi sumbang saran soal pentingnya lagi menggalakkan. Ini penting sekali karena banyak gizi buruk terjadi karena ibu-ibunya tidak menyusui. Mereka enggak menyusui karena belum apa-apa beranggapan enggak bisa menyusui,” tutur Yenny Wahid, di Kantor The Wahid Institute, Jl Taman Amir Hamzah, Menteng, Jakarta pusat, Senin (5/2/2018).

Selain gizi buruk, dibahas juga potensi masalah akibat persaingan politik di Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Yenny mengajak PDIP ikut dalam barisan yang mencegah penyebaran ujaran kebencian dan politik suku, agama, ras, serta antargolongan (SARA).

"Ada kelompok yang sengaja menyebar narasi kebencian, ini harus kita cegah. Karena begitu konflik, apalagi bersifat SARA itu dampaknya selalu massif dan mematikan," ujar Yenny.

Lebih lanjut, Yenny juga meminta para politisi tidak menggunakan cara yang tidak memicu perpecahan demi memenangkan pemilu. Dia berharap persaingan politik ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara, bukan kepentingan kelompok atau hasrat berkuasa.

"Konflik kepentingan politik, itu juga sering terjadi sehingga masyarakat terkotak-kotak. Perlu ada kesadaran dari semua pelaku politik maupun aktor utama di masyarakat, para pembentuk opini untuk selalu mengedepankan kepentingan bangsa," imbuh Yenny.

Di lokasi yang sama, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan kunjungannya ke The Wahid Institute dilakukan sesuai arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hasto tak menutup kemungkinan jika nantinya akan dijalin kerja sama antara The Wahid Institute dengan Megawati Institute. Dia sepakat dengan Yenny agar proses politik berjalan lebih beradab dan tidak menghalalkan segala cara.

"Ini rumah Gus Dur yang mana kalau kita lihat persahabatan antara Ibu Mega dan almarhum Gus Dur sangat dekat dan ini kan menjelang 20 tahun reformasi,” ujar Hasto.

 

Rekomendasi
Tutup