Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Berli Hamdani bilang untuk mengantisipasi gelombang kedua penularan COVID-19 pasca-lebaran ini, Pemprov Jabar telah mendistribusian alat tes swab dan alat rapid test ke kabupaten/kota di Jabar.
Banyak juga kabupaten/kota yang minta alat tes tersebut. Namun tidak semua permintaan daerah bisa dipenuhi karena masih terbatasnya persediaan alat tes.
"Terakhir kami menerima sekitar 30.000 tes swab, dan sudah langsung kami distribusikan. Hanya mungkin belum sesuai permintaan,” kata Berli, Selasa (26/5).
Kendati demikian, Gugus Tugas akan terus meningkatkan pengetesan terutama dengan metode teknik reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) atau tes swab yang hasilnya lebih spesifik dan akurat.
"Untuk antisipasi gelombang dua, kami sudah membuat kebijakan melakukan tes swab karena akurasinya yang lebih baik dan lebih spesifik deteksi COVID-19. Sudah lebih dari 15.000 alat tes swab didistribusikan ke kabupaten/kota. Penggunaan kami serahkan kepada kabupaten/kota masing-masing," kata Berli.
Namun pengetesan saja tidak cukup. Gugus Tugas harus memetakan peta persebaran COVID-19 dari hasil pengetesan, kemudian melacak kontak terpapar COVID-19, mendeteksi keberadaan virus, dan memastikan status pasien COVID-19.
Berli menyebut, selain tes PCR, penapisan dengan alat rapid test tetap dilakukan. Hingga hari Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 sudah menyebar 120.655 rapid diagnostic test (RDT) ke 27 kabupaten/kota, instansi pemerintah, dan institusi pendidikan di Jabar. Hasilnya, sebanyak 3.209 warga Jabar terindikasi positif COVID-19 atau reaktif.
Sebagai tindak lanjut hasil tes cepat, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar menggelar tes swab bagi warga terindikasi positif COVID-19, dan 231 warga Jabar dinyatakan positif COVID-19.
Dalam pengetesan COVID-19 secara masif, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar merujuk pola yang dilakukan Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya atau 300.000 penduduk Jabar.
"Untuk mengejar target tersebut, kami melakukan pengadaan alat tes dari BTT (Belanja Tidak Terduga) Jabar yang dialokasikan untuk penanggulangan COVID-19. Bantuan alat tes dari sejumlah pihak pun terus mengalir, seperti dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)," kata Berli.
Berli mengungkapkan, pengetesan masif di Jabar disertai penguatan kesiapan laboratorium, supaya tes masif dengan metode PCR berjalan optimal. Tes swab sendiri dilakukan untuk menerapkan intervensi yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan, menyeimbangkan pengendalian pandemi kesehatan dengan kebutuhan hidup dasar masyarakat Jabar.
Selain Labkesda Jabar, ada delapan laboratorium yang ditunjuk Pemda Provinsi Jabar untuk melakukan pemeriksaan PCR, yakni Unpad Jatinangor, RSHS, RSUI, Labkesda Kota Bekasi, Labkesda Kabupaten Bekasi, IPB, VET Subang, dan BBTKL Jakarta. Total kapasitas pengetesan mencapai 5.838 spesimen per hari, tapi kemampuan pengetesan per hari berada di angka 2.999 spesimen atau 60 persen dari total kapasitas.