Lalu apa penyebab lonjakan kasus harian virus korona baru? Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko Wahyono menganalisis, lonjakan itu disebabkan karena efek aktivitas pascalebaran hingga isu new normal.
Tri menjelaskan, pengumuman positif COVID-19 hari ini bisa diartikan sebagai hasil pemeriksaan spesimen sekitar empat hari lalu. Jika pemeriksaan spesimen yang kelar empat hari lalu, berarti hal tersebut adalah hasil tracing dari seminggu sampai sepuluh hari lalu jika dihitung dari lamanya proses pemeriksaan spesimen COVID-19 di Indonesia.
"Jadi kejadian itu sekitar tanggal 1-3 Juni. Pada tanggal itu berarti apa? Yaitu arus balik dari mudik masih banyak, isu transisi (new normal) sudah keluar, dan orang sudah mulai masuk kerja, angkutan umum, pasar sudah buka," ujarnya kepada era.id, Rabu (10/6/2020).
"Ini adalah hasil lab yang diambil empat hari lalu. Lab ini eksposnya adalah 3-7 hari lalu. Jadi ini kejadian 7-14 hari lalu," jelasnya.
Tri menyoroti pengumuman PSBB Transisi di Jakarta pada 4 Juni lalu dan wacana era kenormalan baru (new normal) yang digaungkan pemerintah.
"Saat itu Gubernur DKI mengumumkan akan dilakukan masa transisi, dan pemerintah mengumumkan akan memberlakukan transisi mengarah ke new normal. Baru akan transisi new normal saja, tapi orang sudah lebih bebas," sambungnya.
Infografik (Dok. BNPB)
Pemprov DKI Jakarta sebelumnya mengungkapkan angka reproduksi efektif (Rt) kasus korona di Jakarta sempat menurun hingga 0,99 pada akhir Mei lalu, dan angka penularan rata-rata 400-an per minggu sehingga memutuskan untuk menerapkan PSBB transisi.
"Jadi angka tersebut sebenarnya masih debatable. Apalagi akhir bulan (Mei) kemarin sempat turun itu katanya juga karena lab libur dua hari pas Lebaran," ucapnya.
Penambahan kasus virus korona di Indonesia kembali cetak rekor hari ini. Selain itu, kasus sembuh harian juga mencapai angka tertinggi.
Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan COVID-19, dr Achmad Yurianto mengatakan ada tambahan 1.241 kasus positif atau lebih banyak dibanding angka tertinggi yang terjadi kemarin sebanyak 1.043 kasus.
Jawa Timur menyumbang tambahan kasus sebanyak 273 kasus, disusul DKI Jakarta dengan 157 kasus dan Jawa Tengah mencapai 139 kasus.