Gugus Tugas COVID-19 berpendapat kenaikan pesat kasus positif COVID-19 dalam beberapa hari terakhir, tidak bisa langsung dikaitkan dengan potensi terjadinya gelombang kedua COVID-19.
“Perhitungan yang kami observasi hingga hari ini, kami percayai sebagai hasil dari peningkatan kapasitas Indonesia untuk melakukan tes. Pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan utama meningkatkan pelacakan, dan juga disebabkan penemuan kasus aktif,” kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat telekonferensi pers reguler berbahasa Inggris di Jakarta, Kamis (11/6/2020).
“Oleh karena itu, kita tidak bisa hanya sekadar mengaitkan pertambahan dengan gelombang kedua penularan virus,” tambahnya.
Wiku mengatakan pemerintah telah berhasil mencapai target pertama peningkatan kapasitas uji spesimen sebanyak 10 ribu sampel per hari. Bahkan, Indonesia pernah mengetes 14 ribu sampel spesimen per hari untuk diagnosa COVID-19. Kini pemerintah sedang berupaya untuk meningkatkan kapasitas uji spesimen menjadi 20 ribu per hari.
“Saat ini lebih banyak laboratorium dan universitas yang mampu melakukan tes,” ujar dia.
Infografik (Dok. BNPB)
Wiku mengatakan akan lebih akurat untuk melihat perkembangan kasus COVID-19 berdasarkan data masing-masing daerah. Terdapat daerah yang sudah sangat membaik dan masuk dalam kategori zona kuning, zona hijau, namun memang masih terdapat yang tercatat sebagai zona merah.
“Untuk menangani wabah, juga tergantung dengan respon dan manajemen daerah setempat, agar mampu memenuhi kebutuhan dasar di lapangan,” ujarnya.
Hari ini, ada penambahan 979 kasus positif COVID-19, sehingga total menjadi 35.295. Sedangkan jumlah pasien yang sembuh bertambah 507, sehingga total menjadi 12.636.