Cerita Ketua RT Desa di Jabar PositIf COVID-19, Begini Reaksi Warga

| 13 Jun 2020 14:45
Cerita Ketua RT Desa di Jabar PositIf COVID-19,  Begini Reaksi Warga
Ilustrasi penderita covid-19 (Unsplash/@enginakyurt)
Bandung, era.id – Virus korona (COVID-19) telah menyebar ke desa-desa di Jawa Barat, salah satunya di RT 01 RW 03 Desa Tani Mulya Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.

Pada 23 Mei 2020, warga di desa Tani Mulya dikejutkan dengan kabar salah satu warganya positif COVID-19. Tidak tanggung-tanggung, pasien adalah seorang tokoh di RT 01 yang juga menjabat Ketua RT.

Pak RT 01 dijemput petugas kesehatan yang lengkap dengan alat perlindungan diri (APD) seperti baju hazmat, mereka menjemput pak RT untuk diisolasi, disaksikan warga yang diiputi rasa cemas

Saat itu, banyak warga yang belum paham tentang apa COVID-19. Mereka tahu penyakit tersebut lewat televisi dan kabar yang berembus dari mulut ke mulut. Bahwa penyakit itu sungguh menyeramkan, menimbulkan korban bergelimangan di tengah jalan, dan kabar menakutkan lainnya.

Setelah mendapat kabar Ketua RT positif COVID-19 berdasarkan hasil tes swab, semua warga RT 01 dan sekitarnya ketakutan.

"Semua warga merasakan kaget, takut yang luar biasa karena sebelumnya memperhatikan di teve-teve sekarang menyaksikannya sendiri, sangat luar biasa, semua waga takut luar biasa,” tutur Koordinator Satgas Penanganan COVID-19 di Desa Tani Mulya, Wiyoto.

Pak RT 01 dikenal sangat supel dan mobile. Ketokohan pak RT diakui warga. Sebelum dinyatakan terjangkit virus, pak RT banyak bertemu warganya yang berjumlah sekitar 900 jiwa. Virus korona sendiri bisa menular lewat interaksi atau kontak dekat lewat percikan atau droplet yang keluar dari mulut dan hidung orang positif.

Warga pun semakin cemas dan takut tertular. Karena semua warga merasa bertemu dan bicara dengan pak RT. Menghadapi kenyataan itu, Dinas Kesehatan KBB kemudian menyelenggarakan rapid test yang hasilnya 9 warga reaktif. Setelah mengetahui hasil tes tersebut, sikap warga semakin gelisah.

“Pasti yang lain lebih banyak lagi (yang kena),” tutur Wiyoto.

Di sisi lain, warga juga sedih karena tokoh mereka harus diisolasi. “Ada rasa cemas karena melihat tokoh masyarakat, pimpinan, dan panutan warganya dibawa. Luar biasa kagetnya sampai-sampai ada yang tidak percaya bahwa ini konspirasi.”

Atas kejadian itu, warna langsung mengambil tindakan antisipaif dengan lockdown antar RT. Tiap gang atau jalan dipasang portal. Warga RT 01 tidak boleh keluyuran ke mana-mana.

Warga juga menolak rencana Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) yang akan diterapkan Gugus Tugas Provinsi Jabar. Gugus tugas akhirnya melakukan sosialisasi secara maraton, termasuk mengundang ahli kesehatan dari Unpad untuk menjelaskan wabah virus korona.

Setelah sosialisasi, banyak warga yang cukup tercerahkan mengenai COVID-19. Bahkan jumlah warga yang berminat mengikuti tes COVID ini membludak. “Alhamdulillah satu demi satu warga dengan sukarela mengikuti swab yang semula saya asumsikan paling 30-40 karena sebelumnya mereka ketakutan luar biasa. Tapi alhamdulillah dengan pemaparan yang diterima masyarakat, yang ikut swab jadi 291 orang,” katanya.

Berikutnya warga gelisah menunggu pengumuman hasil tes swab. Gugus tugas mengumumkan bahwa dari 291 yang dites, sebanyak 286 dinyatakan negatif. “Kami sujud sukur, alhamdullah dan yang 4 sampel rusak, satu lagi invalid, tapi secara keseluruhan warga kami sujud sukur hari itu,” tuturnya.

Setelah keluar hasil tes swab, warga kembali bisa menjalani kehidupan mereka dengan tenang, meski mereka tetap diminta menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, dan lain-lain.

“Warga tadinya saling curiga karena gaul dengan Pak RT, alhamdulillah hari itu dengan izin Allah semua berubah total, guyub lagi,” katanya.

Tags : pilkada jabar
Rekomendasi