Suatu hari, petugas surveillans kesehatan di Bandung berinisial GMS, kehilangan kontak dengan seorang Pasien dalam Pemantauan (PDP) COVID-19. GMS berkali-kali menelepon PDP tersebut, namun selalu gagal.
Jakarta, era.id - Sebagai petugas kesehatan, tugas sehari-hari GMS memantau perkembangan kesehatan warga yang masuk kategori Orang dalam Pemantauan (ODP) dan PDP COVID-19. Maka ketika seorang pasien di bawah tanggung jawabnya hilang kontak, petugas perempuan ini khawatir hingga memutuskan mendatangi rumah PDP tersebut.
Belakangan, GMS menjalani tes swab sebagai bagian dari program pencegahan COVID-19 terhadap tenaga kesehatan yang digelar Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dan hasil swab GMS positif.
Sebagai petugas lapangan yang sangat rentan tertular, tentu sejak awal GMS memahami resiko tersebut. Hanya saja kenyataan bahwa tes swabnya positif tetap mengejutkan. Kendati demikian, GMS mengaku tetap mencintai pekerjaannya.
GMS ikhlas harus menjalani segala perawatan yang diperlukan agar ia bisa kembali sembuh, meskipun ia tetap merasa takut menularkan virus kepada keluarganya.
“Saya senang dan enjoy melakukan pekerjaan ini. Tapi ketika dapat kabar kita positif Covid ada gimana, gitu Pak Wali. Karena saya punya anak, punya suami. Saya stres, saya lagsung kebayang gimana anak dan suami saya,” tuturnya sambil tak kuasa menahan tangis, saat konferensi video dengan Wali Kota Bandung, Oded M Danial, Senin (22/6).
Cerita lain disampaikan tenaga kesehatan yang statusnya masih kontrak, berinisial KMS. Ia adalah petugas surveillans di sebuah puskesmas di Bandung. Sama dengan GMS, tugas sehari-hari KMS adalah melacak dan memantau para ODP dan PDP di sekitar wilayah kerjanya.
“Saya sehari-hari berhadapan dengan pasien ODP dan PDP. Setiap pasien saya tracing dengan tulus. Saya selalu tanya, apa kabar hari ini, setiap hari selama tiga bulan,” tutur KMS.
Beberapa pekan lalu, KMS menjalani tes swab. Bagai mendengar petir di siang bolong, KMS kaget dan tak bisa menerima bahwa dirinya positif COVID-19. Padahal selama menjalani tugas, ia merasa selalu bekerja tulus.
“Tapi mengapa harus positif? Awalnya sedih karena saya di sini sendirian, jauh dari orang tua. Orang tua saya di Sumatera, jadi saya benar-benar sendiri di sini,” katanya.
Ia dan petugas kesehatan lainnya yang terinfeksi harus menjalani pengobatan dan mengisolasi diri di rumah singgah RSKIA Kota Bandung. Ia akhirnya menerima kondisinya dan bisa optimis sembuh dari penyakit yang hingga kini belum ditemukan vaksinnya.
“Saya berpikir, saya tenaga medis, enggak mungkin Tuhan enggak tolong saya. Orang lain pun bisa sembuh, jadi saya juga pasti bisa sembuh. Saya bersyukur untuk kesempatan ini, walaupun dalam kondisi diisolasi, saya bersyukur dapat dukungan penuh dari Pak Wali Kota,” ujarnya.
Pada konferensi video tersebut, KMS menyatakan rasa terima kasihnya kepada Pemkot Bandung yang telah memerhatikan tenaga kesehatan. Ia juga mengungkapkan harapannya akan masa depannya sebagai tenaga kesehatan. Saat ini statusnya adalah pegawai kontrak, ia berharap pemerintah mengangkatnya menjadi PNS.
“Semoga kami semua yang positif baik nakes maupun bukan diberi kesehatan. Pak Wali dan tim dari Dinas Kesehatan diberi kesehatan oleh Tuhan. Lalu saya kan masih kontrak APBD, mudah-mudahan bisa dapat rejeki bisa jadi ASN,” ucapnya.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, seksama mendengarkan curahan hati para tenaga kesehatan yang ditemuinya lewat zoom meeting tersebut. Menurut Oded, mereka adalah para pejuang kesehatan yang terkonfirmasi COVID-19 di saat berjuang menyelematkan warga dari pandemi.
Perlu diketahui, sebanyak 27 tenaga kesehatan di Kota Bandung terkonfirmasi positif Covid-19. Sebagian besar dari mereka adalah pegawai puskesmas yang bertugas melakukan pengecekan dan pemantauan para ODP dan PDP seperti yang dikerjakan sehari-hari oleh GMS dan KSM.
Sebagian dari mereka dirawat di RSKIA Kota Bandung. Sebagian lainnya mengisolasi mandiri di rumah. Wali kota yang akrab disapa Mang Oded, tak henti-hentinya mengungkapkan apresiasi dan terima kasih kepada tenaga medis sebagai garda terdepan yang rela berjuang memerangi COVID-19.
“Selama ini para nakes ini sangat luar biasa. Mereka adalah pasukan garda terdepan yang berkontribusi dalam penanganan pandemi ini. Walaupun Mang Oded tidak menafikan peran anggota gugus tugas lainnya. Tapi Mang Oded harus jujur nakes ini yang terdepan, luar biasa tugasnya, mengedukasi, melacak jejak para pengidapnya, dan lain-lain,” tutur Mang Oded, yang tak kuasa menahan tangis selama konferensi video.
Sementara Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Yorisa Sativa, bilang saat ini seluruh tenaga kesehatan yang terinfeksi sudah negatif hasil tes COVID-19. Mereka hanya harus menyelesaikan fase isolasi mandiri sampai tuntas.
Para petugas yang tidak bisa menjalankan isolasi mandiri di rumah disediakan rumah singgah. Mereka ditempatkan di lantai 11 RSKIA Kota Bandung.
“Untuk mereka yang tidak bisa mengisolasi mandiri, misalnya karena rumahnya kecil, atau ada keluarga lain selain keluarga inti, itu kami sediakan tempat di RSKIA. Bukan di tempat perawatan pasien tetapi di rumah singgahnya di lantai 11,” tuturnya.