Kepala Negara menyoroti kinerja para menteri dan PNS. saat kebijakan PSBB. "Jangan sampai tiga bulan yang lalu, kita menyampaikan bekerja dari rumah (work from home), yang saya lihat ini kayak cuti malahan. Padahal pada kondisi krisis, kita harusnya kerja lebih keras lagi," katanya saat Rapat Terbatas Mengenai Percepatan Penyerapan Anggaran Di Enam Kementerian/Lembaga, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (7/8/2020).
Sekali lagi, Jokowi bilang, para menteri jangan bekerja biasa-biasa saja. Contohnya, membuat Permen (Peraturan Menteri) yang biasanya mungkin dua minggu bisa dipersingkat sehari selesai. Membuat PP (Peraturan Pemerintah) yang biasanya sebulan dipersingkat menjadi dua hari selesai.
"Kita harus ganti channel dari ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari cara-cara yang sebelumnya rumit, ganti channel ke cara-cara cepat dan cara-cara yang sederhana. Dari cara yang SOP (standar operasional prosedur) normal, kita harus ganti channel ke SOP yang shortcut, SOP yang smart shortcut. Gimana caranya? Bapak/Ibu, dan Saudara-saudara lebih tahu dari saya, menyelesaikan ini. Kembali lagi, jangan biasa-biasa saja," ucap Presiden.
Di bidang ekonomi, Presiden menyebut bahwa prediksi ekonomi dunia juga kurang menggembirakan. Menurut informasi dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), kontraksi ekonomi global diprediksi mencapai minus 6 hingga 7,6 persen.
“Kalau kita ini tidak ngeri dan menganggap ini biasa-biasa saja, waduh, bahaya banget. Belanja juga biasa-biasa saja, spending kita biasa-biasa saja, enggak ada percepatan,” tuturnya.