Jokowi Minta Pemuka Agama Ingatkan Perdamaian

| 11 Feb 2018 11:48
Jokowi Minta Pemuka Agama Ingatkan Perdamaian
(Foto: setkab.go.id)
Jakarta, era.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau, aparat pemerintah dan pemuka agama bekerja sama untuk membangun Indonesia yang kokoh. Bukan saja toleran dan saling pengertian semata, tetapi juga terus saling bekerja sama, bersinergi menjaga pendidikan dan sikap umat masing-masing.

"Bekerja sama untuk mengembangkan pendidikan yang terbuka, bekerja sama untuk meningkatkan saling pengertian antar agama, antar etnis, dan antara status sosial," kata Presiden Jokowi dilansir dari laman setkab.go.id. Itu dia katakan saat menerima peserta Musyawarah Besar Pemuka Agama Untuk Kerukunan Bangsa, di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/2/2018) sore.

Presiden Jokowi menambahkan, aparat pemerintah dan para pemuka agama juga harus mengingatkan masyarakat tentang nikmatnya perdamaian, persaudaraan, kerukunan, dan persatuan. 

"Jangan sampai kita lupa tentang anugerah dari Tuhan mengenai ini. Jangan sampai kita lupa nikmatnya perdamaian dan kerukunan, karena selama ini kita selalu rukun, jadi lupa kita mensyukuri hal-hal itu," tuturnya.

Untuk itu, Presiden meminta para pemuka agama agar umat dan masyarakat luas selalu diingatkan tentang nasib saudara-saudara di beberapa negara yang sedang konflik, yang dilanda konflik dan perang saudara yang kehidupan sehari-harinya. 

Presiden Jokowi mengisahkan perjalanannya pada bulan Januari yang lalu, ketika pergi ke India, Sri Lanka, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan. Di Bangladesh, dia mengunjungi Cox’s Bazar, lokasi pengungsi Rohingya di Bangladesh.

Kondisi di sana, sambungnya, betul-betul sangat memprihatinkan dan dia adalah kepala negara pertama yang mengunjungi Cox’s Bazar. Presiden Jokowi mengatakan, ini adalah komitmen Indonesia untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia.

Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi menambahkan, setiap bertemu dengan kepala negara atau kepala pemerintahan baik itu Raja, Presiden maupun Perdana Menteri dari negara-negara sahabat, dirinya merasa bangga karena mereka selalu menyanjung Indonesia karena toleransinya.

"Mengapa Indonesia disanjung? Karena Indonesia adalah contoh masyarakat yang majemuk, masyarakat yang beragam, yang penuh toleransi dan kebersamaan," ucap Presiden Jokowi.

Dia juga selalu menjawab ketika ditanya pimpinan negara sahabat, toleransi di Indonesia terjadi karena pemuka-pemuka agama yang selalu mengajarkan persatuan, yang selalu mengedepankan dialog, mengedepankan musyawarah dengan penuh kesabaran.

Oleh karena itu, Presiden menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemuka agama, peserta musyawarah besar agama atas komitmennya untuk memperkuat kerukunan bangsa, serta atas komitmennya untuk memperkokoh NKRI, memperkokoh Pancasila, serta memperkokoh Bhinneka Tunggal Ika sebagaimana tertuang dalam butir-butir kesepakatan dari 7 bahan baku yang sudah dibahas di dalam musyawarah besar selama tiga hari itu.

Dalam acara itu, sejumlah tokoh tampak hadir. Di antara lain Menko Polhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Koordintor Staf Khusus Presiden Teten Masduki, dan Utusan Khusus Presiden Untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsudin.

Rekomendasi