Dalam pidatonya, mantan Danjen Kopassus itu nampak malu-malu tapi mau kembali bertarung di panggung pilpres. Prabowo ingin memastikan dukungan nyata dan besar untuknya sebelum menyatakan siap menjadi capres.
"Kalau memang dibutuhkan, kalau ada dukungan yang nyata, kita tidak boleh mengingkari kemauan rakyat. Tapi bukan tentang jabatan yang penting pengabdian," ujar Prabowo.
Prabowo belum menjawab tegas dorongan kadernya terkait Pilpres 2019. Namun, seluruh kader Gerindra yakin Prabowo akan menerima aspirasi mereka.
"Insya Allah beliau maju dan bersedia. Tapi masalahnya Gerindra (punya) 73 kursi (di DPR), masih kurang 39 kursi. Makanya kita harus berkoalisi," tutur Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani.
Jika Prabowo maju di Pilpres 2019, ini akan menjadi pertarungan ketiganya dalam pemilu. Pertarungan pertama pada Pemilu 2009, saat itu Prabowo menjadi cawapres Megawati Soekarnoputri.
Lima tahun kemudian, Prabowo kembali maju. Ia menjadi capres berpasangan dengan mantan Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa. Namun Prabowo kalah di kedua pemilu tersebut.
Malu atau ragu?
Keinginan kader Gerindra untuk mengusung Prabowo sebagai capres tidak lah mudah. Karena Gerindra hanya memiliki 73 kursi di Senayan. Gerindra harus membangun koalisi dengan partai lain, sedangkan beberapa partai sudah menyatakan mendukung Joko Widodo pada Pilpres 2019, yakni Golkar, Nasdem, Hanura, PPP, dan kemungkinan besar PDI Perjuangan.
"Dengan sisa waktu yang ada. Kita membangun komunikasi dengan seluruh partai di Senayan," tutur Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani.
Berdasarkan Pasal 222 UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, pasangan calon yang diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu sebelumnya.
Namun Prabowo tidak mau ambil pusing dengan gerakan partai lain. Baginya, menyejahterahkan rakyat adalah fokus utama partai Gerindra.
"Masih lama. Kenapa ribut-ribut sekarang," ujar Prabowo di DPP Gerindra, Sabtu (10/2/2018).