Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, meminta warga Jakarta untuk tidak lagi mengadu ke Balai Kota. Anies berharap, warga dapat mengoptimalkan fungsi kelurahan dan kecamatan untuk menyampaikan keluh kesahnya. Tapi nyatanya, warga yang datang ke Balai Kota malah makin bejibun.
Salah satu masalah yang paling banyak diadukan warga adalah mengenai rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Anna (50) misalnya, warga Ciracas, Jakarta Timur ini berlinang air mata saat mengadu perihal rumah susun yang tak kunjung ada kabarnya. Sejak Maret 2017, Anna mengajukan rumah susun ke Dinas Perumahan dan Pemukiman DKI Jakarta, namun nihil tanggapan.
"Saya sudah mengajukan, tapi sampai sekarang belum dapat dapat. Kasihan, saya cuma hidup sendiri di Jakarta," ujar Anna tersedu-sedu di Balai Kota (26/10).
Sembari memegang tongkat di tangan kanannya, Anna menuturkan tak mampu lagi membayar kontrakan setelah menderita sakit dan tak bisa bekerja. Anna menderita stroke ringan sejak 3 bulan lalu. Kaki kirinya tak lagi dapat digerakkan. Ia berharap, dengan mengadu langsung pada gubernur, ia dapat segera memiliki rumah susun.
Staf Informasi dan Pengaduan Dinas Kesehatan Jakarta, Sri Kuntum, mengonfirmasi, tidak semua orang yang datang mengadu adalah orang susah. Menurutnya, beberapa di antaranya merupakan orang lama yang sering mengadu ke balai kota, termasuk Anna.
"Dia itu 'pemain lama' Dari zamannya Ahok, Sumarsono, dan Anies, dia sudah sering mengadu. Saya sudah lama di balai kota, jadi tahu mana yang pemain lama mana yang bukan," jelas Sri.
Sri yang saat itu merangkap bagian Pengaduan Dinas Perumahan dan Pemukiman Jakarta, menerangkan sulit bagi Anna untuk mendapat rumah susun tahun ini karena Anna mendaftar lewat jalur umum, bukan dari pihak yang terdampak relokasi.
"Warga yang direlokasi aja belum dapat, ini yang umum udah minta. Lagian dia baru 4 bulan mengajukan, yang 4-5 tahun sudah mengajukan aja banyak yang belum dapat," cetus Sri.