Milenial, Pilih Jajan Sabu atau Beli Mimpi?
Milenial, Pilih Jajan Sabu atau Beli Mimpi?

Milenial, Pilih Jajan Sabu atau Beli Mimpi?

By Yudhistira Dwi Putra | 14 Feb 2018 06:45
Jakarta, era.id - Pada 8 Januari 2018, Polda Metro Jaya mengagalkan penyelundupan 239,875 Kg sabu yang ditaksir bernilai Rp599 miliar.

Taksiran itu didapat dari hasil kalkulasi merujuk pada pernyataan Direktur Reserse IV Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Eko Daniyanto pada Maret 2017. Dia menyebut harga pasaran sabu kala itu mencapai Rp2,5 juta per gram. 

Bersama 239 kg sabu itu, polisi menangkap empat orang yang merupakan sindikat pengedar narkoba jaringan Malaysia-Jakarta, Lim Toh Hing alias Onglay, Marvin Tandiono alias Joni, Liu Kim Liong alias Andi, dan Indrawan alias Alun.

Menurut keterangan pelaku, seluruh sabu dipasok untuk memenuhi kebutuhan pasar yang menyasar kalangan menengah masyarakat Indonesia.

Berdasarkan studi Bank Dunia, kelas menengah di Indonesia adalah masyarakat yang menghabiskan uang sekitar Rp500 ribu hingga Rp2 juta per hari. Dan kelas menengah yang jadi sasaran Onglay Cs, bukan pasar kecil. Sebab, dari 260 juta penduduk, 40 juta orang terklasifikasi sebagai masyarakat kelas menengah.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan perang terhadap peredaran sabu ini. Menurut Tito, peredaran sabu adalah bentuk proxy war yang bertujuan merusak generasi penerus bangsa.

Senada dengan pernyataan Tito, data Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan, ada empat juta orang Indonesia dalam usia produktif --usia 10 sampai 59 tahun-- yang menjadi pengguna narkoba.

Data lain yang didapat dari hasil penelitian BNN tahun 2016 juga menunjukkan hal senada, 1,9 persen masyarakat Indonesia adalah pelajar dan mahasiswa. Artinya dua dari seratus pelajar dan mahasiswa adalah pengguna narkoba.

Berdasar seluruh data di atas, mari berandai-andai dengan cara segila mungkin, soal apa yang dapat dibeli kaum milenial dengan uang sitaan sabu yang ditaksir bernilai Rp599,6 miliar?

Uang sabu, bisa untuk apa?

Andai kamu adalah orang yang sangat peduli pada pendidikan, kamu dapat membiayai uang kuliah 7.496 calon sarjana ilmu eksakta atau 9.994 calon sarjana ilmu sosial di Universitas Indonesia (UI).

Merujuk data yang dihimpun dari situs ui.ac.id, biaya kuliah program sarjana reguler UI tahun 2017 pada rumpun ilmu eksakta untuk kelas A adalah Rp10 juta. Jika dikalikan dengan rata-rata masa tempuh delapan semester, maka biaya pendidikan per calon sarjana adalah Rp80 juta.

Dan untuk biaya kuliah calon sarjana ilmu sosial, dengan sistem penghitungan yang sama, di mana biaya per semester mencapai Rp7,5 juta, maka kamu dapat membiayai uang kuliah satu orang calon sarjana dengan biaya Rp60 juta.

Lalu, jika kamu adalah orang yang lemah dengan rayuan sales promotion girl (SPG) yang kerap menawarkan produk mobil-mobil terbaru, kamu bisa saja menyenangkan hati mereka dengan memborong 2.295 mobil Toyota Rush terbaru yang memiliki harga satuan Rp261,3 juta.

Atau, jika kamu adalah orang yang cukup gila dan terobsesi dengan board game klasik, monopoli, kamu dapat membeli hotel bintang empat --sebagaimana biasa dilakukan di monopoli-- di daerah Kemang, Jakarta Selatan.

Sebab, merujuk pada situs jual beli properti rumah123.com, harga hotel Arion Swiss-Belhotel dijual dengan harga Rp450 miliar.

Lalu, kamu lebih pilih mana? Jajan sabu atau membeli mimpi?

(Infografis: Wildan Alkahfi/era.id)

Rekomendasi
Tutup