"Warga khawatir. Apalagi yang di depan rumah. Takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Edi, warga sekitar jalan yang terletak di samping sungai Ciliwung tersebut, Selasa (13/2/2018).
Edi melanjutkan, jalan retak di pemukimannya sudah lama ada. Bahkan bertambah parah sejak Senin (12/2) sore. "Retak memang sudah ada, tapi tidak menganga," sambung Edi kepada era.id.
Menurut Edi, parahnya retakan jalan dipicu curah hujan tinggi dari Minggu (11/2) malam hingga Senin pagi. Air yang mengalir ke dalam retakan mengikis tanah hingga menghasilkan rongga jalan bertambah lebar.
Selain itu, lanjut Edi, kendaraan yang melintas di kawasan itu memperburuk kondisi jalan. Setiap pagi, tepatnya pukul 07.00-09.00 WIB, pengendara motor ramai melintas di lokasi ini.
"Mereka lebih milih lewat sini karena kalau lewat perempatan Matraman macet. Jalan ini merupakan jalan tembus ke Pasar Rumput dan Jalan Tambak," terangnya.
Retakan jalan sepanjang 100 meter di Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur makin parah karena curah hujan tinggi. (Suriaman Panjaitan/era.id).
Mengetahui jalan retak, warga dan pemerintah setempat sempat bergotong royong mencoba menambal dengan semen. Harapannya, keretakan jalan tidak bertambah lebar. Sayangnya, hujan deras yang kerap muncul belakangan membuat usaha mereka sia-sia.
Warga lain bernama Fahri berharap, Pemprov DKI turun tangan mengatasi situasi di lingkungannya. Jika tidak segera ditangani, Fahri takut akan memakan korban.
"Kalau ke pertengahan jalan ini, bisa dirasakan kayak ngeper gitu. Kalau dibiarin, bisa bahaya ini," tuturnya.
Lurah Kebon Manggis, Merarianita menambahkan, pihaknya akan melakukan tindakan untuk mengatasi masalah jalan retak tersebut dengan membuat beronjong di pinggir kali dan menambal jalan yang retak.
Merarianita mengatakan, langkah yang dilakukannya atas kerja sama Kecamatan Kebon Manggis, Dinas Sumber Daya Air dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC).
"Kegiatannya dilakukan besok jam 7 pagi," pungkasnya.