Sudah Saatnya Sandiaga Uno Pakai Juru Bicara
Sudah Saatnya Sandiaga Uno Pakai Juru Bicara

Sudah Saatnya Sandiaga Uno Pakai Juru Bicara

By Nanda Febrianto | 14 Feb 2018 16:30
Jakarta, era.id - Sesumbar Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno soal munculnya patahan yang dapat menimbulkan gempa di Jatinegara dan wilayah Berlan, Matraman, Jakarta Timur membuat warga resah. Anggota DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menyarankan Sandi mempekerjakan juru bicara untuk corong komunikasi Pemprov DKI.

"Angkat saja juru bicara, supaya masyarakat bisa lebih jelas. Jadi, setiap (kegiatan atau peristiwa) berjalan. 'Tuh, ada jubir yang sudah merangkum semua persoalan informasi terkait dengan perkembangan di DKI,'" ujar Bestari kepada era.id, Rabu (14/2/2018).

Bestari menyampaikan, pemimpin daerah yang menangani permasalahan kota sepatutnya memberikan kejelasan. Sebab itu koordinasi antardivisi sangat penting. Mengingat, sambung Bestari, informasi yang terlontar dari kepala daerah menjadi kepastian bagi warganya.

"Saya bukan mengatakan mereka bicara sembarangan, tapi lebih kepada kurangnya komunikasi, sehingga masukan yang diterima belum diolah secara baik sampai kemudian di-launching ke publik dan menimbulkan kebingungan," lanjut Bestari.

Anggota Fraksi Partai Nasdem tersebut kemudian menyarankan Sandi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meluangkan waktu mendulang informasi dari SKPD untuk memperbaiki model komunikasinya ke publik.

"Seharusnya gubernur dan wakil gubernur itu luangkan waktu duduk bareng untuk mengupdate apa yang disampaikan anak buah, kepala dinas, dan kepala badan," lanjutnya.

Kurang baca media

Bestari menambahkan, penyelesaian masalah di Jakarta sebaiknya juga melibatkan pemantauan media massa. Menurut Bestari, ada kemungkinan, Sandi dan Anies tidak membaca berita terbaru yang lahir di media massa setiap menitnya.

"Mungkin bawahannya sudah menyampaikan, cuma kesempatan (Anies-Sandi) membaca belum ada. Bisa jadi, Gubernur-Wakil Gubernur juga harus rajin tiap pagi buka berita tentang apa updating anak buahnya," urainya.

Retakan jalan sepanjang 100 meter di Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur pada Rabu (14/2/2018) pukul 07.38 WIB (Yohanes/era.id).

Jalan Matraman terkini

Sandi memang sempat melakukan pertemuan dengan Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Jaya Murjaya pada Senin (12/2). Pertemuan itu soal klarifikasi BMKG terkait isu gempa raksasa yang dapat mengancam Jakarta. 

Menurut informasi yang didapatkan dari BMKG, Sandi mengaku ada dugaan patahan tidak aktif di Jakarta Timur yang dapat menimbulkan gempa. Salah satu dugaan titik patahan itu mengarah ke rusaknya Jalan Kesatrian 10 RT 12/3, Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur. Jalan tersebut retak sepanjang 100 meter. 

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Jarod Widoyoko ketika ditemui di Jalan Kesatrian memastikan keretakan akibat jalan tidak kuat menahan beban berat. Pihak BBWSCC menjawab keresahan warga akibat munculnya keretakan di jalan itu dengan mengirimkan 100 bronjong untuk dipasang di pinggir jalan retak.

"Dari yang saya lihat, tidak ada masalah dengan turap. Di bawah masih rapih," jelasnya Jarod di lokasi kejadian. "Kami akan kirimkan 500 (bronjong) lagi secepatnya," lanjutnya.

Tindakan menambal jalan retak itu juga ditekankan Lurah Kebon Manggis, Merarianita pada Selasa (13/2). Dia mengatakan, langkah itu dilakukannya atas kerja sama Kecamatan Kebon Manggis, Dinas Sumber Daya Air dan BBWSCC.

Pantuan era.id, persiapan pemasangan bronjong dilakukan sejak pukul 07.38 WIB. Namun, hingga pukul 09.40 WIB, bronjong belum dipasang.

Selepas pernyataan Sandi dan lahirnya rumor jalan retak di Matraman karena gempa, Jaya Murjaya juga menegaskan tidak ada patahan dan sumber gempa di Jakarta. Dia menilai, tidak mungkin ada retakan di permukaan namun guncangannya tidak dirasakan. Bila bersumber dari patahan aktif maka pusat gempa jauh di dasar bumi, guncangannya pun besar.

"Kalau retakan di permukaan, kalau ada pun berkilo-kilo meter dalamnya," ucap Jaya, Selasa (13/2).

Rekomendasi
Tutup