Tim Editor
"Banyak orang kaya yang menelpon saya, mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka akan mendukung kampanye saya (sebagai Presiden AS) dan mengumpulkan 1 miliar USD untuk saya," kata Winfrey, seperti dikutip dari straitstimes, Jumat (16/2/2018).
Namun, Winfrey memastikan tak memiliki hasrat menjadi pemimpin melalui jalur politik.
“Itu bukan semangat saya, tidak mengalir dalam DNA saya,” tegas Winfrey.
Pembawa acara The Winfrey Winfrey Show itu menandaskan, tujuan hidupnya adalah menjadi public speaker yang baik dan menginspirasi orang lain.
"Saya merasa memiliki tanggung jawab. Sebagai orang yang memiliki suara besar di negara ini, saya ingin menggunakan suara saya untuk menegakkan keadilan dan kebaikan serta niat baik di dunia. Tapi tidak pernah terpikir bagi saya bahwa itu harus bersifat politis," jelas perempuan berusia 64 tahun itu.
Spekulasi tentang majunya Winfrey menjadi calon presiden AS muncul setelah dia memberikan pidato saat menerima penghargaan di ajang Golden Globe Awards. Dalam pidatonya, Winfrey secara memukau menyampaikan tentang ‘hari baru’ pascaterjadinya pelecehan seksual yang pernah ia alami.
Dia sempat mengkritik Presiden AS Donald Trump, dan secara diplomatis mempertanyakan mengapa Amerika Serikat tidak dipimpin oleh bintang televisi saja. Pidatonya ini lantas disinyalir sebagai langkah awal Winfrey maju ke panggung politik.
Seketika, isu ini mendapat respons dari publik. Donald Trump bahkan telah menyatakan keterbukaannya untuk bersaing dengan Winfrey. Trump jemawa bisa mengalahkan Winfrey jika kelak bersaing di arena pilpres.
Namun demikian, berdasarkan survei PBS NewsHour dan Marist, ditemukan bahwa 64 persen orang Amerika memiliki pandangan baik terhadap Winfrey, tetapi hanya 35 persen yang menginginkannya maju sebagai calon presiden AS 2020.
