Pandangan bahwa dunia selebritas begitu dipenuhi kegemerlapan yang mampu membentuk gaya hidup yang begitu dekat dengan penyalahgunaan narkoba, dibenarkan oleh sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Suprapto.
Menurutnya, lingkup sosial kalangan selebritas yang dipenuhi dengan gaya hidup bebas terkadang bahkan menyeret mereka bukan hanya sebagai pengguna narkoba namun juga pengedar.
"Motif gaya hidup, karena jika tidak mengenal narkoba dianggap ketinggalan," kata Suprapto kepada era.id, Kamis (15/2).
"Bisa juga disebabkan oleh jebakan atau fitnah dari pihak tertentu. Karena keuntungan dari jual beli narkoba minimal 300 persen," ucap Suprapto.
Tak sekadar pengaruh lingkungan. Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri, melihat setidaknya ada dua manfaat yang diambil para selebritas dari berbagai sifat narkoba sesuai karakteristiknya.
Dalam dua kasus terbaru, Fachri Albar dan Roro Fitria, Reza melihat penggunaan narkoba dilakukan keduanya untuk meningkatkan stamina, mengingat sifat stimulan yang dimiliki sabu, barang bukti yang ditemukan dalam penangkapan keduanya.
"Narkoba sebagai solusi. Menjadi artis mungkin butuh stamina tinggi. Benda yang bisa mengatrol stamina dalam tempo cepat adalah narkoba jenis tertentu," tutur Reza.
Jam kerja yang tak stabil memang jadi faktor yang amat berat untuk diikuti oleh seseorang. Apalagi di kehidupan selebritas. Produksi film misalnya. Yang sejatinya memiliki timetable teratur, namun amat tentatif dalam pelaksanaannya.
Angie Anggraini, seorang aktris muda mengungkapkan pengalamannya mengikuti produksi film Susah Sinyal kepada era.id. Menurut Angie, molornya jadwal pengambilan gambar dari timetable yang ditentukan menjadi hal yang lumrah dalam sebuah produksi film.
"Banyak faktor yang membuat waktu pengambilan gambar molor. Dari cuaca hingga pengaturan alat bisa menjadi penyebab molornya waktu shooting," ujar Angie saat dihubungi era.id, Kamis (15/2).
.jpg)
Infografis (Wildan, Ira/era.id)
