“Saya mengutuk keras tindakan kekerasan yang masih terjadi kepada para pemuka agama di Indonesia. Apapun alasannya, tidak boleh lagi terjadi kekerasan serupa,” tegas Bamsoet melalui keterangan tertulis yang era.id terima, Senin (19/2/2018).
Dia menyampaikan hal itu untuk merespons kabar penyerangan terhadap pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah, di Karangasem Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Minggu (18/2). Pelaku penyerangan diduga mengalami gangguan jiwa.
Bamsoet berharap masyarakat tak terprovokasi dan mewaspadai upaya adu domba di balik aksi kekerasan tersebut.
“Saya tegaskan, negara tidak boleh memberikan ruang bagi para pelaku tindakan kekerasan. Apalagi hingga mengganggu kerukunan dan keharmonisan dalam masyarakat,” ucap Bamsoet.
Sebelumnya, penyerangan juga terjadi di Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta pada misa pagi, Minggu (11/2). Penyerangan dilakukan seorang mahasiswa, Suliyono, yang menerobos masuk pelaksanaan misa pagi. Ia kemudian menyabet sejumlah jemaat gereja dengan benda tajam.
Serangan yang dilakukan secara membabi buta itu melukai beberapa orang, termasuk Romo Karl Edmund Prier yang tengah memimpin misa. Hingga kini belum diketahui lebih jauh motif penyerangan tersebut.