"Saya udah baca dakwaannya dan Insya Allah, saya bisa ikuti sampai akhir. Doain kuat, karena tuduhannya itu hampir semu, bisa saya pertanggungjawabkan," ungkap Rita di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Rabu (21/2/2018).
Rita percaya diri lantaran yakin tak bersalah. "Saya tidak pernah melakukan yang dituduhkan itu, maka saya tetap ceria," sambungnya diselingi tawa.
Rita kemudian membantah pernah melakukan perawatan di klinik milik Sonia Wibisono, ahli kecantikan yang pernah diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, terkait tas, dia mengaku pernah menjualnya kepada Sonia Wibisono pada 2011, sebanyak dua buah.
Selain menceritakan terkait jual-beli tas, Rita menceritakan kehidupannya di tahanan. Mantan Ketua DPD Partai Golkar Kalimantan Timur ini mengaku pernah disemangati terdakwa kasus korupsi pengadaan e-KTP, Setya Novanto.
“Biasa ketemu, cuma, Pak Nov sekarang sidang Senin dan Kamis, jadi pertemuan Senin dan Kamis enggak pernah ketemu lagi,” ungkap Rita.
“(Kalau ketemu) biasa saja, kata Pak Nov, 'Rit, kuat?'” sambungnya.
KPK menetapkan Rita sebagai tersangka tindak pidana pencucian uang bersama Komisaris PT Media Bangun Bersama Khairudin. Rita diduga menerima hadiah atau janji dalam kasus suap sekitar Rp6 miliar terkait proses perizinan PT Sawit Golden Prima.
Kemudian, Rita bersama Khairudin diduga menerima gratifikasi sebesar Rp436 miliar yang berhubungan dengan jabatan yang berlawanan dengan tugas dan kewajibannya. Hingga saat ini, sekitar 117 orang saksi telah diperiksa untuk kedua tersangka. Mereka terdiri dari pejabat di Kukar, pihak swasta, dan lainnya.
