Tapi dia tidak terlampau dengan kondisi ini dan bisa maklum. Soalnya Prabowo belum sekali pun berkampanye dan blusukan mencari dukungan. Tapi namanya, meski terus turun elektabilitas, tetap ada di posisi favorit.
"Belum apa-apa, orang Pak Prabowo enggak ngapa-ngapain udah dapet angka," kata Taufik di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/2018).
Taufik juga mengaku lebih mendukung Prabowo sebagai presiden ketimbang king maker. Alasannya, perubahan negara berada di tangan seorang pemimpin bukan king maker. "Kalau mau mengubah negeri, ubahlah pemimpinnya. Karena semua tergantung pemimpinnya," ujar dia.
Saat ditanya terkait siapa pendamping Prabowo di 2019, Taufik menyebut belum ada pembahasan terkait hal itu. "Gerindra itu terbuka. Kita belum ngomongin soal wakilnya ya itu kewenangan capresnya," jelas Taufik.
Dalam rilis survei yang dilakukan oleh Median, elektabilitas Joko Widodo maupun Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sama-sama mengalami penurunan. Di sisi lain, elektabilitas tokoh alternatif justru mengalami peningkatan.
Survei Median yang dilakukan pada 1-9 Februari 2018, menyebutkan jika dilakukan survei hari ini, responden yang memilih Jokowi sebesar 35,0 persen. Angka ini turun dibandingkan survei pada Oktober 2017, yakni Jokowi dipilih 36,2 responden. Sementara responden yang memilih Prabowo sebesar 21,2 persen. Angka ini juga turun dibandingkan survei Oktober 2017 di mana elektabilitas Prabowo 36,2 persen.