PDIP bukanlah partai yang pertama mendeklarasikan Jokowi sebagai calon presiden Pemilu 2019. Sebelum PDIP, sudah ada tujuh partai yang sudah mendukungnya. Meski, dia adalah kader tulen partai berlambang banteng itu, Jokowi jadi yang paling laris dipinang oleh partai lain.
Partai Golkar jadi yang paling pertama memberikan dukungan untuk Jokowi. Dukungan ini sesuai dengan hasil Rapimnas di Senayan, Jakarta, Juli 2016. Saat itu, Partai Golkar masih dipimpin oleh Setya Novanto.
Namun, setelah Novanto terjerat kasus korupsi e-KTP, Partai Golkar kemudian menggelar Munaslub dan mengganti ketua umumnya. Airlangga yang ditunjuk menggantikan Novanto.
Meski berganti ketua umum, dukungan Partai Golkar ke Jokowi tak berubah. Airlangga menegaskan Partai Golkar akan tetap mendukung Jokowi sebagai capres pada Pemilu 2019. Keputusan ini diperkuat dalam Rapimnas Golkar di Senayan, Jakarta pada Desember 2017.
(Infografis: era.id)
Selain PDIP dan Golkar. Jokowi juga mendapatkan dukungan dari Partai Hanura. Deklarasi dukungan itu dilakukan ketika Oesman Sapta Odang menjabat jadi Ketua Umum Partai Hanura pada Desember 2016. Keputusan mendukung Jokowi itu terus diperkuat dari hasil Rapimnas di Bali pada Agustus 2017.
Bahkan, pada 22 Februari 2018, Partai Hanura menyodorkan nama Ketua Dewan Pembina Partai Hanura, Wiranto, untuk dipertimbangkan menjadi cawapres mendampingi Jokowi.
Partai selanjutnya yang mendukung Jokowi adalah PPP. Partai berlambang kakbah ini mendeklarasikan Jokowi sebagai capres sesuai hasil Mukernas PPP di Ancol, Jakarta, Juli 2017.
Setelah PPP, Partai Nasdem menjadi partai keempat yang mendukung Jokowi dalam Pemilu 2019. Keputusan itu merupakan hasil dari Rakernas Nasdem di Kemayoran, Jakarta pada November 2017. Ketua Umum Partai Nasdem yang mengumumkannya sendiri.
Selain lima partai tadi, ada tiga partai lainnya yang berada di luar parlemen yang juga mendukung Jokowi. Dua di antaranya partai baru peserta Pemilu 2019, yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Perindo. Serta, satu lagi adalah partai lama yang terancam tak lolos Pemilu 2019, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Dengan kekuatan ini, Jokowi sudah mengantongi lebih dari 50 persen kursi di DPR. Ini artinya melebihi syarat ambang batas parlemen 20 persen untuk bertarung pada Pemilu 2019.
(Infografis: Peserta Pemilu 2019)
Dukungan PDIP melegakan partai lain
Partai Golkar menganggap, dukungan PDIP ke Jokowi mempertegas dan memantapkan keyakinan pemenangan Jokowi di periode kedua nanti.
Golkar ingin fokus melakukan konsolidasi khususnya dengan PDIP, menggenjot elektabilitas dan menyukseskan pemerintahan Jokowi.
"Ini akan mempertegas dukungan yang kuat untuk Pak Jokowi," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily, Jumat (23/2/2018).
Sementara, PPP punya strategi lain. Partai yang identik dengan warna hijau ini jadi makin rajin menyosialisasikan Jokowi ke kalangan ulama dan pondok pesantren yang jadi konstituen PPP.
"Bagi PPP, saat ini adalah yang terpenting menyosialisasikan figur Jokowi ke kantong-kantong konstituen PPP yakni ulama dan pondok pesantren," ujar Wasekjen PPP Achmad Baidowi.
Pendukung Jokowi yang lain, Nasdem, pun demikian. Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate menilai dukungan dari PDIP memperlebar jalan kemenangan Jokowi pada pemilu tahun depan.
"Ini, membuat semakin yakin Pak Jokowi akan dua kali sebagai Presiden Indonesia. Lanjutkan!" katanya.
Senada, Partai Hanura juga turut menyambut baik menilai keselarasan antara partai pendukung sudah mulai terbangun.
"Kita senang sekalilah. Kan kita juga sama mendeklarasikan Pak Jokowi. Artinya, Pak Jokowi juga punya perasaan yang sama," ujar Sekjen Partai Hanura Herry L Siregar.
(Infografis: calon wakil presiden Jokowi)
Cawapres Jokowi
Setelah membahas capres, kini perbincangan mengarah kepada cawapres. Namun setelah Jokowi diumumkan sebagai capres PDIP, keempat partai ini jadi minder untuk mendorong nama cawapres buat Jokowi. Golkar dengan Airlangga-nya, dan PPP dengan Romi-nya.
Padahal, dua-duanya bukan orang sembarangan, karena memiliki jabatan yang strategis, yaitu sama-sama ketua umum partai politik. Yang satu sebagai menteri, yang satunya lagi sebagai anggota DPR.
Lalu, siapa yang akan dipilih Jokowi? Dia pun menyerahkan kepada hasil komunikasi yang dilakukan dengan seluruh partai pendukungnya.
"Kriteria wakil presiden akan dibicarakan dengan seluruh partai pendukung. Nanti setelah berbicara dengan partai yang ada akan saya sampaikan. Nanti kalau sudah ada kesepakatan dengan seluruh partai," kata Jokowi di Bali.