Sebelum PDIP yang merupakan partai utama pendukung Jokowi, partai-partai lain sudah mendeklarasikan dukungan untuk mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Yaitu Partai Nasdem, Golkar, Hanura, dan PPP. Selain empat partai tersebut, ada juga dukungan dari PSI dan Perindo, tapi kedua partai itu belum punya kursi di parlemen.
Partai-partai pendukung Jokowi juga belum satu suara terkait figur bakal cawapres. Contohnya Golkar yang ingin Airlangga Hartarto dijadikan cawapres Jokowi, atau Hanura yang mengajukan nama Wiranto, PPP yang ingin Romahurmuziy, serta PKB yang ingin Muhaimin Iskandar jadi cawapres Jokowi.
Bahkan PPP sempat mengancam akan menarik dukungannya jika Jokowi tidak memilih cawapres dari kalangan santri.
Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, mengatakan semua kemungkinan terkait cawapres Jokowi masih bisa terjadi selagi belum resmi terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurut Ubedilah, Jokowi dan PDIP tidak boleh gegabah mencari figur cawapres. Dia menyarankan tiga pertimbangan dalam penentuannya, yakni memiliki chemistry dengan Jokowi, didukung koalisi partai, dan memiliki elektabilitas tinggi.
Ketiga hal tersebut penting dipertimbangkan untuk meningkatkan dukungan pada Jokowi dan cawapresnya, serta menjaga soliditas partai koalisi agar tidak terbelah meski figur usulannya tak dipilih.
"Apalagi dari berbagai survei meski elektabilitasnya berada pada posisi teratas, tetapi sebagai petahana hanya mencapai 40 persen itu tidak aman," kata Ubedilah, kepada era.id, Sabtu (24/2/2018).
Secara terpisah, pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair), Kacung Marijan, menilai wajar jika masing-masing partai pendukung Jokowi mengusulkan figur bakal cawapres. Termasuk saat PKB atau PPP yang meminta figur cawapres Jokowi berasal dari kalangan santri.
"Jokowi tentu mempertimbangkan banyak hal. Bukan soal aman atau tidak. Bukan soal terpilih atau tidak, tapi juga soal kelangsungan pemerintahan lima tahun ke depan," ungkapnya.
Ketua DPP nonaktif PDIP Puan Maharani mengatakan partainya sudah mengantongi beberapa nama bakal cawapres Jokowi. Namun dia tidak bersedia menyebutkannya karena masih digodok dan akan diumumkan pada waktu yang tepat.
"Kita lihat dulu bagaimana kemudian bisa menguatkan presiden nantinya capresnya apakah nantinya bisa menambah suara dan lain-lain," kata Puan.